BIDADARI SURGA ASIAH

Sunday, June 26, 2011

INILAH ARTI KECANTIKKAN ITU !


MENURUT ANDA, MANA YANG PALING CANTIK; ???























Temanku itu wajahnya begitu cantik…terlalu cantik malah. Mulai dari hidungnya yang mancung, dan bibir yang seksi seperti artis hollywood Angelina jolie. Kulitnya putih. Posturnya tinggi dengan body yang semampai. Rambutnya lurus dan panjang. Dia adalah primadona di sekolahku. Rasanya tak ada cowok di sekolah yang tak pangling jika sudah melihatnya. Setiap hari selalu saja ada salam yang dititip cowok untuknya. Terkadang aku iri juga dengan kecantikan yang Allah anugerahkan padanya. Kalau lagi gak ada kerjaan, kadang aku membandingkan wajahnya dengan wajah teman-temanku yang tak dianugerahi kecantikan. Kadang-kadang juga kubandingkan dengan wajahku sendiri. Saat seperti itulah aku berpikir bahwa Allah itu tak adil. Mengapa Allah tidak menciptakan wajah wanita semuanya cantik, dan mengapa harus ia yang dianugerahi kecantikan…kenapa dia harus lebih cantik dariku? ^^ Singkat kata singkat cerita, temanku itu pada akhirnya hamil di luar nikah, dan tragisnya mati dibunuh oleh pacarnya sendiri lantaran rasa cemburu yang tinggi....yah berakhirlah nasib temanku yang cantik itu….

Bukannya mengambil pelajaran, aku malah semakin terpicu untuk lebih mempercantik diriku lagi. Sebenarnya untuk penilaian wajah, aku masih terkategori lumayanlah, gak cantik gak juga jelek. Banyak juga pria yang yang jatuh cinta padaku sampai rela menjadi body guard ku… Tapi Aku masih saja tak bersyukur. Aku ingin cantik yang lebih, yang ketika para lelaki melihatku matanya langsung juling, yang ketika aku berjalan melewati mereka, para lelaki akan langsung mengekor di belakangku, yang ketika aku tersenyum pada mereka dengan memperlihatkan gigiku yang putih mereka langsung tersilau, yang ketika aku berada di keramaian, akulah yang menjadi pusat perhatian. Kayak iklan gitu…

Karena itu, Mulailah segala produk kecantikan aku pakai. Entah yang membuat wajahku putih berseri sampai merona, yang menjadikan kulitku putih dan halus, dengan produk-produk dari merek yang paling murah sampai yang paling mahal rela aku beli demi sebuah kecantikan, aku menjaga tubuhku agar tetap terlihat langsing biar kayak pragawati dan juga…Diet….diet…diet….demi sebuah tujuan yaitu untuk menjadi yang paling cantik. Tak lupa, baju yang super ketat…dan seksi sengaja kupakai untuk menambah daya tarik. Apakah berhasil? Ya Alhamdulillah ( baca : Astagfirullah ) berhasil….tapi sampai detik itu aku tak pernah bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan untukku.

Suatu hari, organisasi lembaga dakwah kampus yang aku masuki ketika di bangku kuliah mengadakan kegiatan buka puasa bersama di sebuah panti asuhan tuna netra. Aku dan teman-teman akhwat mengambil bagian menyiapkan makanan buka puasa bagi para penyandang cacat tersebut. Kami sudah menata makanan dengan rapi di meja bagian untuk laki-laki maupun di meja bagian perempuan, karena memang kami memisahkan tempat duduk sesuai jenis kelamin. Bada ashar, para penyandang cacatpun memasuki aula dan menduduki tempat duduk yang telah kami sediakan. Acara-pun dimulai. Diawali dengan ceramah yang disampaikan oleh pak Ustad. Isi ceramah dari pak ustad menggugah hati kami semua yang hadir, tentang arti sebuah kesyukuran terhadap apapun yang diberikan Allah. Usai ceramah, dilanjutkan dengan sesi penyerahan sumbangan secara simbolik dari kami kepada perwakilan penghuni panti asuhan. Beberapa perwakilan dari panti asuhan-pun naik ke panggung. Saat serah terima itu berlangsung aku tidak mengarahkan pandanganku di atas panggung sebab aku sedang sibuk menyendokkan es buah di gelas-gelas kecil. Saat ku anggkat pandanganku di atas panggung, mataku tertuju pada seorang pria yang berwajah tampan yang sedang berdiri di atas panggung bersama teman-teman dari panti asuhan..

Wajahnya yang sangat tampan membuat mataku melirik sejenak. Saat ia tersenyum, 2 lesung pipinya terlihat jelas. Hatikupun berdesir…subhanaullah…memuji ketampanan yang Allah berikan padanya. Maklum mata saya masih normal. ^^ Saya masih memperhatikannya, saat dia berfoto-foto bersama teman-teman ikhwan kami. Tapi kekaguman dan pujianku atas ketampanannya tidak berlangsung lama. Ketika ia keluar dari barisan teman-temannya dan membalikkan badannya kearah samping…masya Allah….ternyata dia seorang penyandang cacat juga. dia tak mempunyai sebelah tangan. Seketika tampan yang kulihat selangit itu menjadi runtuh saat itu juga….ah…dia tak tampan lagi….hanya karena fisiknya yang berkekurangan….Disitulah aku baru sadar, kecantikkan dan ketampanan itu tidak ada artinya jika kita terlahir cacat fisik. Jika aku disuruh untuk memilih oleh Allah, apakah aku mau berwajah cantik tapi cacat, atau berwajah jelek tapi sempurna, aku tak akan memilih yang kedua-duanya. Asma Allah kusebut saat itu..

Adzan magrib sudah berkumandang. Kami semua bersama-sama menikmati hidangan ringan untuk buka puasa. Ketika semua orang masih sibuk mengambil hidangan buka puasa, aku melihat seorang lelaki penyandang cacat yang keluar dari pintu aula. Dia mungkin hanya meneguk segelas air putih saat itu. Hatiku bertanya, mengapa lelaki cacat itu tidak mau menikmati dulu hidangan buka puasa yang kami sediakan sebelum keluar. Karena penasaran, tugas menyendokkan es buah kuserahkan pada teman-teman akhwat yang lain. Aku-pun mengikutinya dari belakang tanpa ia sadari. Ternyata arah lelaki cacat itu hendak ke masjid. Aku memperkirakan jarak antara aula dan masjid berjarak sekitar 100 meter yang harus ia tempuh dengan kecacatan fisiknya. Lelaki itu hanya setinggi 1 meter, dengan pinggang yang langsung menyatu dengan kakinya yang kecil setinggi 5 cm tanpa telapak kaki. Kedua tangan-nya pun puntung. Dapatkah kita bayangkan, tubuh yang nyaris menyentuh tanah, dengan kaki kecilnya, bisa menghasilkan langkah sejauh apa?..

Lelaki cacat itu terus berjalan dengan cepat, kadang juga berlari-lari kecil. Aku hanya membutuhkan be-berapa langkah saja untuk menyusulnya. Lelaki cacat itu masih berjarak setengah perjalanan untuk sampai ke masjid. Ketika itu semua orang berlari keluar dari aula menuju masjid untuk menunaikan sholat magrib berjamaah. Semua melewatinya termasuk sesama teman-temannya penyandang cacat. Rasanya aku tak sanggup untuk melewati dirinya walaupun aku berkeinginan untuk mendapatkan sholat berjamaah. Akhirnya dia sampai juga di pintu masjid. Keringatnya sudah bercucur membasahi wajahnya. Disapunya keringatnya dengan kedua tangan puntung itu. Nafasnya sudah tersengal-sengal. Saya tau dia pasti sangat letih karena usahanya untuk mengejar sholat berjamaah..

Namun sayang, ketika dirinya sudah berada di pintu masuk masjid, terdengar dari dalam pak imam mengucapkan salam…berakhirlah sholat magrib berjamaah di masjid. Kulihat ia menunduk lesuh….dan hanya berdiri diam terpaku di pintu masjid. Kini aku tau, mengapa ia terburu-buru keluar hingga tak mencicipi lagi hidangan buka puasa yang kami sajikan hanya demi untuk mendapatkan sholat berjamaah. Dia sadar, kalau harus lebih dulu menuju masjid mengingat langkah kakinya yang tak seberapa, dan pada akhirnya, dia tak juga mendapatkannya. Aku hanya terpaku di tempat aku berdiri. Subhanaullah....

Sesaat kemudian aku berpura-pura berjalan mendekatinya dari arah samping, menoleh padanya dan berkata ..”yah terlambat…” sambil menunjukkan wajah sedihku. Sengaja kulakukan itu, seolah aku ingin mengatakan bahwa ia bukan orang terakhir yang sampai di masjid. Entah ia terhibur atau tidak dengan keterlambatanku yang yang memang aku sengaja….dia tersenyum melihatku, tapi guratan wajahnya yang sedih terlanjur membekas di wajahnya. Bulir-bulir air mata itu sudah menumpuk di kelopak matanya. Dia hanya masih berdiri di pintu masjid ketika semua orang keluar dari masjid dan melewatinya kembali.

Saat itu, saya tidak bisa menebak apa arti dari air mata itu, …mungkinkah ia mengaduh pada Allah tentang kecacatannya ataukah itu adalah air mata keridhoan dan kepasrahan terhadap apa yang sang pencipta berikan kepadanya.

Saat itu juga aku segera berlari mengambil air wudhu…dan kemudian tersungkur lemah dalam sujudku yang lama…aku menangis…air mataku jatuh…dadaku sesak….sangat sesak. Rasa syukur itu sudah tak terbendung lagi. “Ya Allah….alhmdulillah engkau telah menganugerahkan padaku tubuh yang sempurna tanpa cacat. Betapa malunya hati ini pada-Mu ya Allah, ampuni hambamu ini yang tak pernah bersyukur atas nikmat kesempurnaan yang engkau berikan, yang masih meminta lebih dan lebih.

Kejadian ini sangat berpengaruh besar bagiku. Kini aku baru sadar, kalau "kesempurnaan fisik" adalah gambaran yang sesungguhnya dari sebuah kecantikan dan ketampanan.
Bukan bentuk rupa atau bentuk tubuh, asal lengkap punya mata yang bisa melihat, telinga yang bisa mendengar, mulut yang dapat berbicara, tangan yang dapat menyentuh, kaki yang dapat melangkah...itulah cantik, itulah tampan. Jika mata sipit sedikit, hidung pesek sedikit, pipi lesung sedikit, bibir memble sedikit, dada kecil sedikit,kaki panjang sedikit. kulit hitam sedikit dan lain-lain itulah "Ciri khas", Allah pasti sudah memperhitungkan secara cermat dan tepat, mengurangi di bagian sini tapi melebihkan di bagian sana, itu namanya "keseimbangan". Kapan kita merubah "keseimbangan" itu dengan "operasi plastik" maka yakinlah keseimbangan itu akan hilang dan berubah menjadi kecacatan yang harus di tanggung seumur hidup..

Lagipula mau cantik sampai dimana sih? toh suatu saat juga wajah yang cantik itu akan keriput juga, kulit yang halus dan putih mulus itu akan mengkerut juga, rambut yang diwarnai sana sini pasti akan memutih juga...lalu mau cantik sampai dimana?.

Ingatkah kita dengan wajah bayi yang baru lahir ke dunia, lihatlah wajah mereka sama, tak ada yang berbeda, bahkan kalaupun ditukar orang tua kandung-pun pasti tidak bisa membedakannya, apalagi kita. Nanti seiring perjalanan waktu maka wajah bayi-bayi itu akan berubah mengikuti wajah kedua orang tuanya. Tapi seiring perjalanan waktu pula maka wajah-wajah itu akan kembali sama ketika mereka sudah tua. Apa ada nenek-nenek yang saingan cantik? atau kakek-kakek yang saingan tampan..? baru sadar kan kita. Itu artinya apa? Bahwa Allah ingin memberitahukan kita, bahwa semua asal penciptaan akan kembali sesuai aturan alamnya dan kita tak bisa melawan itu. Yang harus kita lakukan adalah mensyukurinya dengan menghiasi kecantikan dan ketampanan itu dengan pakaian takwa..

Satu hal....kita boleh bangga dengan kesempurnaan fisik yang kita punya tapi kita tak akan pernah bisa menyamai "kesempurnaan hati" yang dimiliki oleh para penyandang cacat,karena mereka mempunyai hati yang lapang dan jiwa yang besar untuk menerima keadaan mereka yang terlahir tak sempurna..

Justru dari yang "tak sempurna" itulah yang "sempurna" mendapat pelajaran tentang "kesyukuran". Justru dari yang "tak sempurna" yang "sempurna" belajar untuk "tidak putus asa". Justru dari yang "tak sempurna" yang "sempurna" belajar untuk "bersabar", justru dari yang "tak sempurna" yang "sempurna" selalu di ingatkan akan "kebesaran Allah"....kalau begitu, kita semua tau sekarang, siapa sebenarnya yang "lebih sempurna"........^^

Karena itulah sesampai aku kembali dari panti….aku terus menangis. Malam itu kupandang langit. Dengan sisa tangisan yang ada..akupun bersujud menyerah pasrah kepada empunya malam.

Semoga dengan kisah ini kita semua selalu menjadi orang-orang bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Allah.....amien^^