BIDADARI SURGA ASIAH

Monday, August 12, 2013

LESBIAN ANTARA CINTA DAN ALLAH (BAGIAN II) NEW



Dunia lesbian sudah saya bahas dalam LESBIAN ANTARA CINTA DAN ALLAH(I), http://bidadarisurga-asiah.blogspot.com/2013/10/lesbian-antara-cinta-dan-allah-bagian.html , filenya sempat dibajak karena ada yang gak suka dengan tulisan saya tentang lesbian.Tapi gak apa apa, karena saya bukan seorang hacker yang kerjanya ngebajak, saya titip doa saja sama Allah, "semoga orang yang membajak file saya diambil ilmunya sehingga dia menjadi orang yang pelupa, sehingga dia bisa insaf dan sadar bahwa menghentikan nasehat adalah menghentikan kebaikan bagi dirinya. amin ya allah.
bagi teman teman yang belum membacanya, insya Allah nanti saya posting ulang. Sekarang saya ingin membahas dunia lesbian dalam pandangan islam dan pilihan hidup mereka antara cinta dan Allah. 

Dunia homoseksual bukan barang baru dikenal dalam dunia islam. Islam telah megisahkannya dengan jelas dalam Alquran, pada masa nabi Luth AS, dimana kaum nabi Luth adalah kaum homoseksual.
Hukum homoseksual itu sendiri dalam islam adalah haram dan termasuk salah satu dosa besar. Oleh karena perbuatan ini menjijikkan maka Allah kemudian memusnahkan kaum nabi Luth A.S dengan cara yang sangat mengerikan. Bahkan Homoseksual jauh lebih menjijikkan dan hina daripada perzinahan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

 "Siapa saja yang kalian jumpai melakukan perbuatan kaum Nabi Luth AS, maka bunuhlah pelaku dan pasangan (kencannya)." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dan Ibnu Majah). 

Dari sini sangat jelas bahwa hukuman bagi pelaku homoseksual tidak lain adalah hukuman mati. Ancaman pelaku homoseksual ini jauh lebih berat dibandingkan dengan hukuman bagi pelaku zina. Jika dalam perzinahan, berat hukumannya masih tergantung apakah pelakunya sudah menikah atau belum menikah. Jika dia belum menikah maka dia mendapat hukuman cambuk 100 kali. Sendangkan bagi yang sudah menikah dia harus dirajam sampai mati. Adapun dalam praktek homoseksual tidak ada pembagian tersebut. Asalkan sudah dewasa dan berakal (bukan gila) maka hukumannya sama saja. Hanya saja para sahabat berbeda pendapat tentang cara mengeksekusi para pelaku homoseksual. Dimasa Abu Bakar As-Sidiq, beliau menghukum pelaku homoseksual dengan cara di bakar hidup hidup, sementara sahabat yang lain menghukum para pelaku homoseksual dengan cara membawa mereka ke puncak yang tertinggi, kemudian mereka diterjunkan dari atas dan di hujani dengan batu. Namun semua sahabat sepakat kalau keduanya harus dihukum mati.

Homoseksual sendiri seperti yang saya jelaskan sebelumnya bukanlah sebuah takdir yang diberikan Allah kepada manusia tapi murni muncul dari faktor luar yaitu lingkungan.


Dan Allah sendiri menjelaskan hakekat diri-Nya menciptakan manusia dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan untuk kelestarian jenis manusia dengan segala martabat kemanusiaannya. Allah Wa Zalla berfirman : 

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (An-Nisaa : 1) 

Kalau memang Allah sengaja mentakdirkan perasaan homoseksual pada manusia, dan mengizinkannya, lalu mengapa dengan tegas Allah mengazab seluruh kaum Nabi Luth tanpa menyisakan satu orang-pun, kalau bukan perbuatan mereka yang sudah melampui batas? Allah berfirman : 

 "Dan Luth ketika berkata kepada kaumnya: mengapa kalian mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun sebelum kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwat, bukan kepada wanita; malah kalian ini kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: ‘Usirlah mereka dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” [QS Al-A'raaf:80-84]. 

Allah menggambarkan Azab yang menimpa kaum Nabi Luth dalam firmanNya :

 “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim” [Hud : 82-83]. 

Betapa kejamnya Allah sebagai Tuhan pada hamba yang diciptakanNya jika dia sengaja menghadirkan pula ketertarikan sesama jenis tersebut dan pada akhirnya akan mengazab orang-orang yang Ia beri persaaan tersebut. Mahasuci Allah dari sifat kejam seperti itu. Karena itu, Homoseksual adalah sebuah perilaku penyimpangan seksual yang murni terbentuk dari lingkungan dan bukan takdir dari Allah. Karena memang perasaan suka sesama jenis butuh proses untuk terbentuknya. 

Namun saya pernah membaca seseorang lesbian atau gay yang mengaku sudah dari kecil mempunyai ketertarikan sesama jenis yang datang begitu saja. Maaf, menurut saya pribadi, perasaan suka itu bisa jadi muncul karena bantuan dari lingkungan pula walaupun mungkin itu tidak disadari sebab saat itu dia masih terlalu kecil untuk menyadari itu. Atau bisa jadi faktor dari keluarga yang tidak wajar memperlakukan dia tidak sesuai pada kodratnya. Misalnya seorang anak perempuan yang harusnya dipakaikan baju perempuan dan dibelikan mainan perempun tapi justru perlakuannya sebaliknya, ia malah dipakaikan baju laki-laki, dibelikan mainan laki-laki dan memperlakukannya pula sebagai seorang laki-laki. Atau seorang laki-laki yang diperlakukan dengan kelembutan sehingga ketika dia terbiasa seperti itu, pada akhirnya dia terobsesi untuk menjadi perempuan yang lembut. Banyak sebenarnya contoh lain yang sejenisnya namun semua faktor itu tidak akan terjadi tanpa bantuan dari lingkungan. 

LESBIAN ANTARA CINTA DAN ALLAH 

Cinta, siapa yang tak mengenalnya? Sesuatu rasa yang takan pernah bisa di defenisikan dengan kata-kata, bahkan perbuatanpun terkadang tidak bisa mengungkapkannya secara utuh. Cinta adalah sebuah rasa yang bisa mengubah segalanya termasuk merubah persepsi dan cara pandang seseorang. Kekuatan cintapun bisa memutarbalikkan antara benar dan salah, baik dan buruk, dan antara halal dan haram jika cinta itu tidak bersandar pada pemilik cinta yang sebenarnya. Tapi saya tidak akan membahas cinta ini terlalu jauh sebab saya sudah cukup membahasnya dalam postingan saya yang berjudul “Ketika Cintaku Bertasbih”. Tentang apa itu cinta, bagaimana ia di arahkan, bagaimana cara pemenuhannya yang benar agar mendapat pahala dari Allah swt. Silahkan ke postingan saya tersebut jika anda ingin tahu tentang cinta yang sebenarnya. 

Kembali pada pembahasan saya, cinta sesama jenis menurut saya adalah cinta yang rumit, cinta yang berliku dan berkelok kelok. Saking rumitnya cinta ini tak berujung. Semakin dicintai semakin tidak terlihat ujungnya. Cinta sesama jenis pula adalah cinta buta bahkan sangat buta. Cinta sesama jenis adalah cinta yang tak berlogika pula. Kenapa saya katakan tidak berlogika, karena cinta ini muncul tanpa memakai logika. Andai dia berlogika dia bisa membedakan jenis kelamin orang yang dia cintai, dia akan mencintai sesuai dengan fitrahnya yaitu seorang perempuan akan jatuh cinta pada seorang laki-laki dan seorang laki-laki akan mencintai seorang perempuan, bukan malah mencintai sejenisnya. Cinta sesama jenis hanya membutuhkan perasaan untuk merasakannya, dengan membuang logika untuk menalarnya. Karena jika mencoba dinalar dengan logika, dia akan menyadari bahwa cinta-Nya itu sudah salah tempat. 

 Bicara tentang cinta sejenis, cinta seperti ini takkan pernah berujung. Dia hanya akan berjalan tanpa arah dan tanpa tujuan. Cinta ini bisa saja berawal tapi cinta ini takkan menemukan akhirnya. Kemudian, seberapa banyak besarnya cinta yang dikumpulkan pada sang pasangan maka sebesar itupula rasa sakit yang dia kumpulkan untuk dirinya. Bahkan bisa jadi rasa sakitnya akan lebih banyak yang terasa ketika hubungan itu berhenti pada akhirnya. Tapi, pendapat saya tentang cinta sejenis yang tak berujung itu bisa saja ditentang. Buktinya sudah banyak para pasangan lesbian yang mengakhiri cintanya di pelaminan alias menikah dan kemudian mengadopsi anak untuk membentuk sebuah keluarga yang utuh. 

Hal ini di praktekkan oleh generasi penerus kaum Nabi luth yang baru. Yah, Barat dan Eropa adalah negara yang membela mati-matian praktek homoseksual ini atas nama HAM.


HAM adalah Hak Asasi Manusia untuk bebas berbuat dan bertingkah laku, termasuk bebas untuk mengeksplorasi penyaluran hubungan seksual yang menyimpang. HAM ini kemudian dijadikan dagangan oleh barat dan eropa untuk dijual di Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya,.


Adalah Wajar jika orang eropa dan barat bebas mengeksplor kebebasan yang mereka miliki sebab mereka tak pernah mengenal Allah dan cinta-Nya.. Mereka tak mengenal ada kehidupan lain setelah dunia. Mereka tak mengenal aturan main ketika berada di dunia. Lupa bahwa mereka itu hanya makhluk yang sekedar numpang di bumi yang hak miliknya adalah Allah. Padahal, jika mereka sadar sekedar numpang di bumi Allah, berarti mereka harus mengikuti aturan yang dibuat oleh si pemilik bumi. Dan mirisnya muslim sekarang mengikuti dagangan barat tersebut secara mentah mentah dengan mengikuti gaya hidup mereka. Walaupun mereka tau cinta yang mereka pilih adalah sebuah kesalahan, dan kehidupan yang mereka jalani adalah sebuah dosa besar. 

Beberapa lesbian ingin hidup bersama, ingin menikah secara sah, bahkan ingin pernikahan yang legal hingga mengejarnya sampai ke luar negeri. Mencari pengakuan di mata dunia dengan pelegalan pernikahan mereka. Menikah kemanapun sampai di ujung negeri manapun, tetap dimata Allah ini adalah perbuatan homoseksual yang diharamkan Allah. Mendapat pelegalan di mata dunia tidak akan mendapat pelegalan di mata Allah. Menikah atau tidak menikahpun tidak akan mendapat pengakuan dari Allah dan tidak akan menghilangkan Azab Allah. Jangankan untuk pasangan sejenis, pasangan normal-pun antara seorang laki-laki dan perempuan tidak akan sah di mata Allah jika menikah beda agama. Allah mengharamkan seorang muslim menikah dengan non muslim, walaupun mereka mendapat pelegalan di catatan sipil negeri orang. 

Apalagi berbicara tentang pernikahan sejenis dan kemudian hidup bersama selamanya. Saya yakin, seorang lesbian apalagi dia seorang muslim, tidak akan pernah bahagia menjalani kehidupannya, lahir mungkin terlihat bahagia, tapi secara batin dia tersiksa, sebab masih ada dalam hati kecilnya yang menyadari bahwa apa yang dia lakukan itu adalah sebuah dosa besar. Setelah hidup bersama, beberapa keinginan pasangan lesbian adalah mengangkat seorang anak. Pernakah mereka berpikir bagaimana nanti perkembangan psikologis seorang anak yang tumbuh dalam keluarga yang tidak nomal? Ketika dia melihat teman teman sekolahnya mempunyai ayah seorang laki-laki sementara dia sendiri memiliki ayah seorang perempuan, bagaimana perasaaan si anak saat itu? Bagaimana dia harus menghadapi lingkungannya?. Kita sendiripun berharap punya kehidupan yang normal, punya ayah dan ibu yang lengkap, atau punya suami yang membimbing kita, lalu kenapa kita ingin membentuk korban baru dalam kehidupan kita? Apakah itu yang disebut dengan keluarga yang bahagia? Lagipula perasaan yang terbentuk akan berbeda, karena tidak ada ikatan darah maka takkan ada pula ikatan batin yang terbentuk. Rasa sayang-pun akan berbeda ketika suatu saat dia mengetahui bahwa dia hanya seorang anak angkat. 

 SURAT CINTA UNTUK SAUDARIKU.....

Isi dari setiap kalimat yang saya tulis ini, mungkin tidak bisa dikatakan surat, sebab jika ia surat maka dia akan ditulis dengan bahasa yang indah. Sayangnya saya bukan pujangga yang pandai merangkai kata yang indah, tapi yang pasti saya menulisnya dengan cinta, cinta antara seorang muslim kepada muslim lainnya karena Allah. Cinta yang tulus tanpa mengharap balasan selain melihat saudariku yang sedang khilaf, kembali ke jalan Allah. Jadi biarlah dia menjadi sebuah surat dengan cinta sebagai isi-nya. Jika isi surat cinta saya ini tak berkesan, hapuslah dalam benak dan anggaplah seperti angin yang berlalu. Tapi jika isi surat cinta saya berkesan di hatimu, tersenyumlah,sebab engkau sudah maju selangkah untuk berubah... 

SAMPAI KAPAN ENGKAU MAU MENJADI LESBIAN ?  

Dunia homoseksual adalah dunia maya yang dipaksa untuk menjadi nyata. Jika saya mengibaratkannya, ibarat seorang yang bermimpi di waktu malam, namun setelah fajar datang, dia harus menghentikan mimpinya karena harus terjaga. Setelah itu diapun harus berhenti bermimpi, dia harus menjalani kehidupan nyatanya sehari penuh karena penghujung malam masih jauh, untuk megawali dia bermimpi kembali. Saat saat di dunia maya adalah saat saat bahagianya, dan saat saat di dunia nyatanya adalah saat saat sakitnya. Siklus itu akan berulang. Dan itu akan terjadi terus menerus selama hidupnya. Bahagianya pun hanya sesaat, Kalaupun belum berakhir karena kematian yang memisahkan, pasti pula akan berakhir dengan perselingkuhan atau persoalan yang lainnya.


Saya pribadi punya teman teman lesbian. Beberapa diantaranya seorang lesbian buchi, walaupun mereka berusaha sekeras mungkin untuk menjadi seorang laki-laki, toh tetap mereka seorang perempuan, yang punya sisi keperempuanan yang masih banyak takutnya. Terkadang mereka takut dengan gelap, takut bila sendiri, alergi terhahadap binatang, dan takut terhadap hal-hal yang menurut saya tidak perlu ditakuti. Pernah saya sedang bersama kak clara (lesbian yang saya ceritakan di postingan yang pertama), dengan gaya maskulinnya, saya baru tau kalau dia sangat takut gelap. Pernah suatu saat ketika kami sedang berada dirumah teman, tiba-tiba lampu padam Saya berpikir untuk mencari kak clara dalam gelap karena takut sebab dia khan tomboy, eh kak clara malah yang berteriak ketakutan untuk mencari saya dalam gelap. ^^. 

Adalah fakta, Seorang buchi tidak akan punya sperma untuk membuahi ovum untuk menghasilkan anak, malah dia yang akan terbuahi oleh sperma. Atau lihat saja waria, seberapapun dia berusaha melembutkan dirinya, jika diganggu yang berlebih maka secara spontan seorang waria akan menampilkan sisi kelaki-lakiannya yang mungkin lebih daripada lelaki biasa..coba aja kalo gak percaya..^^ Karena itu, sekuat-kuatnya wanita dia tetap seorang wanita, dan selemah-lemahnya pria dia tetap seoran pria. Penampilan bisa dirubah, tapi fitrah tidak bisa berubah, sebab dia murni bentukan ilahi.
Jujur, saya sangat membenci perbuatan teman-teman lesbian saya, tapi itu tidak menghalangi saya untuk menyayangi mereka. Apalagi bagi mereka yang benar benar mau untuk berubah. 

Saya pernah bertanya pada Lina, sampai kapan dia akan menjalani dunia lesbiannya? Dia sendiri bingung, sampai kapan dia akan menjalani dunianya. Dia sendiri-pun sadar bahwa dunia yang dia jalani sekarang lebih banyak sakit yang dia dapatkan ketimbang bahagianya. 

Dulu-pun saya pernah bertanya pada diri sendiri di masa jahiliyah saya, sampai kapan mau mengumbar aurat? Sampai kapan mau hidup bebas, dan menjalani kehidupan tanpa aturan Allah?


Pertanyaan itu pada akhirnya bisa saya jawab, setelah islam menyadarkan saya apa arti dari “kehidupan”
itu. Dan itulah sebab yang mendorong saya untuk segera bermetamorfosis menjadi seorang muslimah. 

Banyak manusia yang tidak mengerti alasan kenapa Allah menciptakannya di dunia , sehingga ketika mereka menjalani kehidupan, mereka hanya menjalani begitu saja tanpa makna dan arti. Bagi mereka kehidupan itu adalah bagaimana mencari kenikmatan sebesar-sebesarnya tanpa batas.

Kemudian berbicara tentang dunia tempat manusia hidup, manusia mana yang tidak tergoda dengan dunia? Tempat yang menawarkan segala macam kenikmatannya. Banyak sekali manusia yang terpedaya olehnya. Banyak yang tergoda dengan pesonanya, sehingga lebih memilih membuang kehidupan akhiratnya untuk mendapatkan kehidupan dunia yaitu kesenangan. Manusia lupa, bahwa ternyata dunia . tempat mereka di beri kehidupan, hanyalah tempat persinggahan yang bersifat sementara. Kalau dipikir-pikir, Namanya juga persinggahan yang sementara berarti kenikmatan yang ditawarkan pun pasti bersifat sementara. Ini menandakan ada kehidupan lain setelah dunia, dan kehidupan lain setelah dunia itu disebut dengan akhirat, tempat perhentian terakhir manusia.



 Ini adalah siklus hidup manusia dari awal penciptaannya sampai ia dibangkitkan 

Perhatikan siklus ini. Siklus ini dengan jelas menjelaskan arah perjalanan manusia dari awal dia berada di dalam alam rahim, kemudian terlahir ke dunia dan setelah dia meninggal. Seharusnya dari melihat siklus kehidupan manusia ini kita bisa tau kemana nanti arah langkah kaki kita sesudah meninggalkan dunia, yah kita akan menuju alam akhirat. Saya berpikir, andai saja tidak ada kehidupan setelah manusia mati dan andai saja tidak ada hari dimana manusia dibangkitkan, dan andai saja pula tidak ada hari dimana manusia mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya di dunia, tidak perlu anda, saya sendiripun akan mencari kenikmatan dunia itu, berada di garda paling terdepan malah. Melakukan apa yang saya mau sekehendak hati saya. Tanpa perlu terbebani dengan apapun itu. 

Tapi Permasalahnnya yang muncul adalah hidup manusia tak sampai disini. Seorang muslim pasti tau bahwa dunia adalah tempat persinggahan sementara, karena ada kehidupan akhirat yang menanti disana. Allah SWT berfirman dalam surah AL-Ghafir :

“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” ( Al-Ghafir:39) 

Dari sini, Saya-pun mulai mengerti arti kehidupan itu. Kehidupan adalah sebuah "Waktu" dan "Kesempatan" yang diberikan Allah kepada manusia selama di dunia untuk mencari "Bekal " di perjalanan selanjutnya, yaitu akhirat. Kehidupan adalah "Waktu Sekali" dan "Kesempatan Sekali" ----," There's is no second chanhe "----" Tidak ada kesempatan kedua", hanya sekali. Karena hanya sekali maka kehidupan itu jadi punya "arti". Dan arti manusia diberikan kehidupan tidak lain adalah untuk mencari ridha Allah SWT.

Karena kehidupan adalah "waktu sekali" dan "kesempatan sekali" maka, manfaatkan keduanya dengan menjalani hidup yang bermakna yaitu mengejar ridha Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Bukan dengan mengisi "waktu sekali" dan "kesempatan sekali" dengan mengumbar hawa nafsu duniawi yang pada dasarnya hanya berisi kesenangan sesaat, hanya sesaat. Toh, tidak ada kesenangan yang abadi di dunia, sebab kesenangan itu akan dihentikan oleh kematian.

"Kematian adalah pemutus kesenangan"

Maka apabila "Waktu sekali" dan "kesempatan sekali" itu dirangkai menjadi sebuah kata yang saya sebut dengan "usia", Sudah berapa banyak usia yang Allah berikan kepada kita, kita habiskan untuk beribadah kepada-Nya? Kita habiskan untuk mencari ridha-Nya? Ataukah jangan-jagan usia itu hanya kita habiskan untuk mencari murka Allah dengan bermaksiat kepada-Nya?

Ingatlah jika usia sudah sampai pada finisnya-maka There's is no second chanhe untuk meminta dia kembali. 

Saya,pun mulai merenungi arti dari kehidupanku sekarang....haruskah saya memilih jalan hidup yang dimurkai Allah? dan dengan tempat kembali yang buruk? Setelah melihat siklus ini, saya berpikir, bagaimana saya akan menemui Allah kelak? Dengan cara apa saya bertanggungjawab atas segala kelalaian saya selama di dunia ini? Bagaimana nasib saya nanti? Apakah akan berhenti di surga ataukah saya akan terhenti di neraka? Pertanyaan pertanyaan itu terus menghantui saya.


Dari semua itu, saya mulai menyadari , ternyata selama ini saya sudah tertipu pada dunia, melakukan sesuatu menurut kehendak hawa nafsu semata. Jika seperti itu, saya berpikir, apa artinya mencari kenikmatan dunia yang sifatnya sementara sementara saya harus kehilangan akhirat yang bersifat abadi? Tapi setidaknya yang saya tau pasti sekarang bahwa hidup adalah berjuang, berjuang mengalahkan hawa nafsu duniawi, berjuang untuk keluar jadi pemenang. Bagaimana caranya? Caranya jangan mengikuti manusia-manusia yang lagi lupa, nanti saya tambah lupa, jagan mengikuti manusia yang lalai, nanti saya tambah lalai, jangan mengikuti ulama ulama liberal yang nyeleneh soal agama, yang memutarbalikan aturan agama dengan memfatwa haram jadi halal, nanti saya bisa bego, bisa gak tau mana halal mana haram, dan jagan mengikuti setan melalui hawa nafsu, karena nanti saya bisa jadi setan juga. Dan satu, belajar giat untuk mendekat pada Allah-ku. ^^ . Buat saudari-saudariku yang kucintai karena Allah, saudari-saudariku yang sedang lupa dan lalai, sampai kapan engkau akan menjalani dunia lesbian? 


BELAJAR DARI YANG MATI 

Saya sering mendengar di beberapa berita, tentang pasangan pasangan yang sedang melakukan zina tiba-tiba di ambil nyawanya sama Allah. Entah itu pasangan normal namun bukan suami istri, pelacur dengan pelanggannya atau pasangan homoseksual. Saya jadi membayangkan, bagaimana akhir kehidupan manusia-manusia tersebut, meninggal di saat sedang melakukan kemaksiatan, dan tidak sempat bertaubat. Bagaimana nasib mereka di dalam kubur dan di akhirat nanti? Saya yakin, seyakin yakinnya bahwa mereka pasti menyesal di alam sana.


Gambaran penyesalan manusia yang terpedaya oleh hawa nafsu duniawi sehingga melahirkan penyesalan yang luar biasa, dikisahkan Allah dalam Al-Quran surah Al-Faathir : 

 “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan Allah menjawab mereka : "Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” ( Al-Faatir: 37) 

Harusnya dari sekarang, kita belajar dari yang mati. Belajar dari penyesalan mereka. Harusnya pula kita bersyukur, bersyukur bahwa orang-orang yang di ambil nyawanya oleh Allah dalam keadaan bermaksiat adalah contoh bagi kita, untuk kita jadikan pelajaran dan Hidayah untuk segera kembali ke jalan Allah. 

Bersyukur karena bukan kita yang dijadikan "contoh" oleh Allah, untuk dijadikan pelajaran dan hidayah bagi orang lain. 

Coba kalau kita yang dijadikan "contoh" untuk orang lain sadar dan kembali pada Allah? Mati dalam keadaan bermaksiat dan belum bertaubat? Sungguh kita adalah orang-orang yang merugi dan orang-orang yang menyesal kemudian. Naudzubillahimindzlik…. 

KAUPUN BERJODOH DENGAN SEORANG LAKI-LAKI 

Ada tiga hal yang ditetapkan Allah pada seorang manusia sebelum ia dilahirkan ke dunia, dan tiga hal inilah yang tidak dapat dirubah oleh manusia. Yang pertama adalah, rezkinya, kedua adalah jodohnya, dan ketiga adalah ajalnya. Oleh sebab itu, semua manusia yang terlahir ke dunia ini masing-masing sudah dipersiapkan jodohnya oleh Allah, dan jodohnya itu tentu antara jenis laki-laki dan jenis perempuan, bukan sesama jenis.


Dan tentang jodoh inilah yang dinafikkan oleh para pasangan homoseksual, mereka lupa bahwa ketika Allah sudah mendatangkan jodoh mereka, maka mereka takkan pernah kuasa untuk menolaknya, walaupun mereka melakukan berbagai macam konspirasi untuk menolak jodoh tersebut. Jika Allah sudah menetapkan jodoh kita maka pasti kita akan bertemu dengan jodoh kita, apakah itu dipertemukan di dunia ataukah dipertemukan di akhirat. Jika hati di ajari dengan mencintai sesama jenis maka pasti hati akan merasa sakit ketika akan mencintai jodoh yang lawan jenis, dan akan pasti pula sulit untuk mencintai jodoh tersebut. Pada perjalanannya, sulit untuk bahagia dengan jodoh, padahal jodoh-lah yang akan menemani kita dalam mengarungi kehidupan. 


Itulah mengapa saya mengatakan hubungan sesama jenis hanya punya awal tapi dia tak memiliki akhir. Memulai hubungan yang tak punya akhir penyelesaian hanya akan meninggalkan sakit. Dan sakit percintaan dunia lesbian atau homoseksual pada umumnya mungkin jauh lebih perih. Jika pasangan yang normal berpisah, rasanya sakit memang, tapi jika dia mengenal Allah-nya, suatu saat dia akan cepat pulih sebab dia akan dengan lantang berkata,“ Dia bukan jodohku, sebab dia bukan yang terbaik, sebab hanya yang terbaiklah yang menjadi jodohku, suatu saat Allah pasti mempertemukan aku dengannya”. Tapi jika pasangan homoseksual yang berpisah, bukan karena tak jodoh sebab memang dari awal bukan jodoh…maka itu sakitnya akan lebih perih. Masih harus-kah bertahan dengan hubungan yang seperti ini? 

Saudariku, adalah sebuah kepastian bahwa jodoh kita adalah seorang laki-laki bukan perempuan. Berhentilah untuk mencintai sesuatu yang tak mungkin, berhentilah. Jangan pernah menantang langit, sebab langit takkan pernah runtuh ketika engkau marah akan takdirmu, jangan pernah melawan arus, sebab arus takkan pernah berbalik arah, arus takkan pernah berhenti untuk mengalir, justru engkau semakin terseret.



Saudariku, hubungan antara engkau dan dia seperti antara manusia dengan bayanganya, bersama tapi takkan pernah bersatu. Walaupun sekuat tenaga engkau berusaha merangkulnya, dia takkan pernah bisa kau genggam, sebab dia hanya bayangan dan akan tetap menjadi bayangan selamanya. Dan itu pasti. Tidak letikah?



ADAM MEMANG TAK SEMPURNA

Adam memang diciptakan dengan kekuatan, ketegaran, dan akal yang lebih, dominan ketimbang perasaan. Adam memang sengaja diciptakan berbeda dari Hawa karena Adam punya tugas yang berat, tugas sebagai pemimpin dan tugas sebagai seorang suami. Hawa memang diciptakan dengan kelembutan, kelemahan, dan perasaan yang jauh lebih dominan ketimbang akalnya. Hawa memang sengaja diciptakan berbeda dari Adam karena Hawa punya tugas yang berat pula, yaitu tugas menjadi ibu yang sabar.


Adam dengan kekuatannya akan melengkapi Hawa dengan kelembutannya dan sebaliknya, Hawa dengan kelembutannya akan melengkapi Adam dengan kekuatannya, Adam dengan ketegarannya akan melengkapi Hawa dengan kelemahannya, begitupun sebaliknya, Hawa dengan kelemahannya akan melengkapi Adam dengan ketegarannya, Adam dengan akalnya akan melengkapi Hawa dengan perasaannya, begitupun sebaliknya, Hawa dengan perasaannya akan melengkapi Adam dengan akalnya. Keduanya diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk saling melengkapi untuk bisa menjadi sempurna.Dan itu adalah aturan alam yang takkan pernah berubah.


Adam memang tak sempurna, karena Adam adalah manusia biasa yang punya salah dan khilaf. Kecewa pada seorang Adam tidak mesti membuat kita putar haluan. dan banting stir. Karena Adam bukan cuman seorang di dunia ini. Suatu saat akan ada seorang Adam yang lebih baik dari seorang Adam yang mengecewakan kita. Agar tak terulang kecewa yang kedua kali maka carilah Adam yang mencintai Tuhannya, ketika dia mencintai Tuhannya, maka dia akan mencintai makhlukNya, Ketika dia takut dengan siksa dan azab dari Tuhannya, maka dia akan takut melukai makhluk Tuhannya. Kemudian, sama seperti Adam, Hawa juga tak sempurna, karna Hawa-pun adalah manusia biasa yang punya salah dan khilaf. Bisa jadi saat ini Adam bersalah padamu tapi bisa jadi suatu saat nanti tidak menutup kemungkinan kau bersalah pada Adam. Bukankah Allah mengajar manusia untuk saling memaafkhan? Maaf akan mengurai kecewa dan menyembuhkan luka. Beranikan diri untuk menerima Adam, dan buat dirimu menjadi sempurna di mata Allah dengan menerima Adam. 

ENGKAU ADALAH WANITA TERINDAH YANG DICIPTAKAN OLEH ALLAH UNTUK SURGA 

Dulu saya pernah berpikir, mengapa Allah tidak menciptakan saya ke dunia sebagai seorang laki-laki saja. menjadi perempuan itu sangat ribet. Terlalu banyak aturan mainnya. Harus berjilbab, harus berkerudung dan sebaginya. Laki-laki itu simple. Tapi setelah saya mengenal islam, saya justru bahagia ketika saya terlahir sebagai seorang perempuan. Kemudian, walaupun Rasululllah mengatakan bahwa yang paling banyak masuk neraka adalah wanita, justru ladang pahala surga lebih banyak di dapatkan oleh seorang wanita ketimbang seorang laki-laki. Rasulullah bersabda : ;

“Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dikehendaki”

Subhanaullah, hanya dengan menikah, taat pada suami serta melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi larangan Allah, maka surga sudah dalam genggaman. ,

Tahukah kita, ada satu hal paling penting sehingga membuat wanita itu begitu mulia dan berharga di mata Allah dan saya baru menyadari itu. Apa itu? Wanita dihadiahkan Allah dengan sebuah “Rahim”
yang terdapat dalam tubuhnya. Rahim adalah anugerah terindah yang diberikan Allah hanya kepada seorang wanita. Coba kita bayangkan, secanggih canggihnya teknologi manusia sekarang, mereka mampu membuat bayi tabung, mereka mampu mengubah alat kelamin pria menjadi wanita dan sebaliknya, mereka mampu membuat payudara buatan bagi seorang laki-laki, mereka mampu menukar organ tubuh manusia satu kepada manusia yang lain, tapi mereka tidak mampu membuat Rahim, jangankan untuk membuat Rahim buatan, menukar Rahim antara perempuan yang satu ke perempuan yang lain mereka tak mampu…sebab Rahim itu berbeda, dia anugerah yang khusus untuk wanita, dan yang takkan pernah dimiliki oleh laki-laki yang merubah dirinya menjadi wanita. subhanaullah-kan.


Lalu untuk apa Rahim itu? Untuk melahirkan anak-anak, penerus generasi manusia yang ketika kelak dia menjadi anak yang sholeh, dia bisa menyelamatkan kedua orang tuanya di akhirat. Mengapa tugas seberat itu dibebankan kepada wanita? Sebab hanya wanita-lah yang sanggup memikul tugas sebesar itu. Pria sehebat apapun itu dia takkan pernah sanggup memikulnya. Dengan tugas sebesar itu, maka ada pahala yang luar biasa besar dihadiahkan Allah kepada wanita yaitu, surga yang seluas langit dan bumi. Lalu, bagaimana mungkin dengan berbagai macam pahala yang ditawarkan itu dan rahim yang kita miliki, tidakkah tergerak hati kita untuk menjadikannya ladang surga untuk investasi akhirat?. Karena itu, jangan biarkan rahim-rahim itu terbengkalai begitu saja dengan menjalani hidup sebagai lesbian. Lagipula, berbeda jika kita mengasuh anak yang lahir dari rahim sendiri dan mengasuh anak dari rahim orang lain. Akan lebih indah jika rahim kita bisa melahiran anak, sebab hubungan yang paling lekat antara seorang ibu dan anak adalah hubungan darah. Saudariku, belajarlah untuk sembuh, belajar untuk menjadi seorang istri, belajar menjadi seorang ibu dan mempuyai seorang suami. Mempunyai keluarga yang sempurna. Keluarga yang utuh untuk mencari ladang pahala yang banyak. 

ANTARA CINTA DAN ALLAH

Setahu saya, jika seorang lesbian disuruh memilih antara cinta atau Allah, dia akan memilih cintanya, sebab bukan hal yang mudah baginya untuk meninggalkan pasangannya lantaran terlalu cintanya pada cintanya, "Hubungan yang berdarah-darah" kata Lina mengibaratkan hubungannya dengan pacarnya.


Jika kita lebih mencintai "cinta yang salah (pacar sejenis.red)" daripada Allah, sehingga tidak rela melepas "cinta yang salah" tersebut untuk kembali ke jalan Allah, malah menjadikannya sesuatu yang sangat beharga dari apapun di dunia ini, muncul pertanyaan buat kita, "Siapakah pemilik hidup dan mati dari "cinta" kita ? Jika Allah memisahkannya dengan kita, bisakah kita melawan? lalu, jika kita memilih mempertahankannya dan meninggalkan Allah dan siap menanggung semua resiko di akhirat, kelak. bukan hanya kita yang akan bertanggung jawab untuk menanggung perbuatan kita, "cinta"pun akan bertanggung jawab pula atas dirinya di akhirat, sebab "cinta" juga hanya makhluk Allah yang sama seperti kita, sama sama manusia yang tak berdaya. Saat di padang Masyhar ,takkan ada lagi rasa cinta yang besar pada "cinta", kita akan lupa dengan "cinta" sebab saat itupun kita gelisah dengan amalan kita. Atau bisa jadi malah saat itu kita mungkin memperkarakan "cinta" pada Allah, sebab "cinta" yang melenakan kita hingga bermaksiat pada Allah. Jangankan untuk " seorang "cinta", di padang masyar seorang suamipun akan melupakan istrinya dan begitupun sebaliknya, Sebab semua manusia akan sibuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri-sendiri. Jika seperti itu, bukankah kita harus memlih Allah, Tuhan yang memegang hidup mati kita dan "cinta" kita....? 

Karena itulah, kita harus rela melepas "cinta" untuk kebahagiaan dan kebaikkannya di dunia dan akhirat begitupun juga untuk kebahagiaan dan kebaikkan dunia dan ahirat kita....itulah yang disebut "Mencintai karena Allah".... ;

Namun walaupun begitu, masih ada juga lesbian yang tidak ingin melepas pacarnya dan tidak juga ingin melepas Allah-nya, tidak ingin memilih diantara keduanya. Hal yang saya maksudkan disini adalah, di sisi lain dia memilih tetap menjalani hubungan pacarannya dengan pacarnya, berhubungan suami istri bahkan hidup bersama dengan pacarnya membentuk sebuah keluarga. tetapi di sisi lain pula dia tetap menjalankan kewajibannya sebagai hamba semisal melaksanakan sholat lima waktu. Di waktu yang lain beribadah dan di waktu yang lain bermaksiat. Terus terang saya tidak mengerti dengan pilihan seperti ini. Saya tak mengerti ketika beberapa homoseksual sholatnya jalan tapi berzina dengan pacarnya -pun jalan. Di sisi yang lain menyadari kesalahannya sehingga "takut" dan kemudian tetap menjalankan sholat, tapi disisilain "berani" pula melakukan kemaksiatan di hadapan Allah. Astagfirullah...
Ternyata perbuatan manusia yang suka bermain-main dengan Allah telah digambarkan Rasulullah dalam haditsnya :

" Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, IA MENJUAL AGAMANYA DENGAN KESENANGAN DUNIA " 

Hadits ini menggambarkan bahwa begitu mudahnya manusia menukar antara iman dan kekafiran dalam waktu yang sangat singkat, hanya berselang pagi dan sore ( belum cukup sehari), paginya ia seorang mukmin yang taat, tapi di sore harinya ia sudah menjadi seseorang kafir yang bermaksiat. Paginya melaksanakan perintah Allah namun sorenya melakukan larangan Allah untuk mendapatkan kesenangan dunia.


Inilah perbuatan yang terkategori suka mengolok-ngolok Allah dengan cara mempermainkan antara keimanan dan kekafiran, mengolok - ngolok Allah dengan mempermainkan antara perintah dan larangan Allah dalam waktu yang singkat...Apakah Allah menyukai manusia yang berbuat seperti ini? Yang saya mengerti adalah bahwa "liwath" atau hubungan homoseksual adalah termasuk sebuah dosa besar yang para pelakunya cepat atau lambat akan mendapatkan azab Allah. Seorang yang sholat-pun ketika dia melukai saudaranya dengan perkataannya maka Allah tetap akan menghukumnya apalagi jika dia benar benar melakukan perbuatan "liwath" yang merupakan dosa besar oleh Allah?
Sejatinya pula makna dari sholat adalah untuk mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar, jika sholatnya tidak mampu menghalanginya dari perbuatan keji dan mungkar ini (liwath), maka bisa jadi sholatnya hanya sekedar "gerakan" semata. Jika seperti itu, apakah dengan sholat namun tetap melakukan perbuatan "liwath" akan menghilangkan Azab Allah? 

Saudariku sayang, Hitam takkan pernah bisa menjadi putih dan putih pun tak bisa menjadi hitam. Daerah abu-abu pun tak ada, karena pilihan hanya dua, maksiat atau taat? karena tempat kembali hanya dua yaitu surga atau neraka. Memilih untuk kembali ke jalan Allah dengan meninggalkan pacar sejenis dan tetap istiqomah memang berat tapi itulah yang disebut dengan "Ujian Mencintai Tuhan".
Mencintai Tuhan insya Allah tidak akan membuat kita kehilangan cinta, sebab Tuhan-lah yang akan mengarahkan kita kepada cara mencintai yang benar sesuai fitrah sehingga aktifitas mencintai kita akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat...buatlah pilihan sekarang juga, "cinta" atau Allah? 

 APAKAH PENYAKIT INI BISA SEMBUH?  

Banyak psikiater dan bahkan para homoseksual yang tidak percaya bahwa penyakit ini bisa sembuh. Tapi saya percaya bahwa penyakit ini bisa sembuh. Sebab kenapa : Rasulullah SAW bersabda :



"Tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan, semua ada obatnya kecuali kematian"
Lalu apa obatnya? Allah berfirman, :

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (Al-Isra`: 82) 


Sabda Rasulullah ini bukan hanya untuk penyakit luar, penyakit dalam-pun apapun itu insya Allah ada obatnya. Itu artinya penyakit ini bisa disembuhkan walaupun sulit, tapi bukan berarti tidak bisa. Dan untuk kesembuhan yang optimal maka obatnya pun harus yang optimal, Dan kata Allah, obat yang paling optimal dari segala macam penyakit di dunia adalah Al-Qur'an.


Salah satu buktinya, ada kenalan teman saya. Dia adalah seorang buchi tulen. Bahkan mungkin dia sudah bisa disebut sebagai seorang sentul. Namun ketika dia berhijrah dengan mulai mendekat kepada Allah, perlahan lahan dia mulai melepas semua perasaan suka sesama jenisnya. Alhamdulillah sekarang dia telah menikah dan punya anak. Dia sendiripun konsisten untuk putus hubungan dengan lingkungannya agar bisa sembuh. Ketika ditanya apakah ia masih punya perasaan pada wanita? Ia mengatakan bahwa alhamdulillah, perasaan itu sudah hilang. Sekarang-pun juga ada seorang mantan gay yang saya kenal yang sedang berusaha sembuh dari masa lalunya. Alhamdulillah, sekarang dia sudah menikah dan punya anak. Namun perasaan suka sesama jenisnya belum sembuh total. Tapi saat ini teman mantan gay saya tetap melawan semua hawa nafsu yang muncul ketika ia melihat laki-laki yang menarik perhatiannya. Sebuah kalimat dalam surat email yang ia kirimkan kepada saya yang saya tangkap: “Saya tau saya belum bisa sembuh, kalaupun ini tidak bisa sembuh maka biarlah ini menjadi ujian saya ketika menjalani kehidupan ini. Dan antara hawa nafsu dan keimanan, saya lebih memilih mempertahankan keimanan saya kepada Allah. Karena esok, keimanan inilah yang akan menjadi kebanggaan saya ketika menghadap Allah kelak. Saya ingin kembali kepada allah dengan membawa iman ini”.


Membaca suratnya, air mata saya jatuh. Saya begitu terharu pada teman mantan gay saya tersebut. Saya sedikit bisa merasakan rasa sakit yang dia tahan. Sebab saya tau bahwa dunia gay dan lesbian adalah dunia yang ketika seseorang sudah berani memasukinya maka sulit untuk keluar kembali. Dia memilih menikah dengan seorang wanita yang selama ini menjadi makhluk asing baginya tentu bukan perkara yang mudah. Namun itulah pilihan hidupnya. Sebab kembali dengan keadaan khusnul khotimah adalah impiannya. Untuk saudaraku ini saya tulus berdoa kepada Allah, semoga Allah menjawab doa-mu, menyembuhkan penyakitmu sebelum engkau menghadap Allah. Dan semoga selalu istiqomah di jalan Allah.;

Memang, kesembuhan untuk penyakit ini butuh proses yang lama, tidak semudah membalik telapak tangan. Dan dalam proses itu ada rasa sakit yang luar biasa ketika mencoba meninggalkan dunia homoseksual. Tapi yakinlah, rasa sakit yang dirasakan ketika menjalani proses untuk sembuh adalah ibarat paku yang sedang dicabut dari tubuhmu, setiap satu paku yang dicabut dengan rasa sakit itu berarti satu persen lagi kesembuhan yang engkau dapatkan. Dan yakinlah, bahwa setiap rasa sakit yang engkau rasakan selama menjalani proses kesembuhan, tidaklah sia-sia sebab Allah akan membayar rasa sakit tersebut dengan menggugurkan setiap dosa-dosamu. Dan lagipula, bersyukurlah ketika engkau masih bisa merasakan sakit untuk berubah, karena dengan rasa sakit itu engkau bisa menyadari betapa mahalnya sebuah kesembuhan sehingga engkau akan sangat menghargai arti kesembuhan itu sendiri dan dari situ pula engkau akan berjanji pada diri sendiri untuk tidak lagi merasakan rasa sakit yang sama di masa depan. Kata pepatah,

 "Orang pintar tidak akan pernah jatuh lagi pada lubang yang sama"

karena itu jangan lagi pernah terjatuh ke dalam dunia lesbian jika engkau sudah sembuh dan dalam tahap untuk sembuh. Jika teman lesbian dan teman gay saya bisa berubah, berarti anda yang homoseksual-pun pasti bisa berubah,...dengan niat yang kuat, yakin, dan usaha insya Allah bisa....
Setiap engkau merasa diri tak sanggup atas ujian saat sembuh dan godaan yang datang bertubi-tubi maka katakan pada diri

 "Saya tidak Mau Mati dengan "predikat"  Mayat Homoseksual saat menghadap Allah, Tapi saya ingin mati sebagai hamba Allah saat menghadap-Nya".  :')

ayo saudariku, Insya Allah Bisa, Bismillah. fighting...(^^) 

Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi semuanya, terlebih bagi saudari-saudariku yang sedang salah dalam melangkah. Jika ada kata kata saya yang salah dan menyinggung perasaanmu, maka maafkanlah saya. Sebab saya adalah manusia biasa yang punya salah dan khilaf. Saudari-saudariku yang saya sayangi. Semoga hatimu bisa terketuk dan tubuhmu bisa tergerak untuk segera meraih Cinta dan Ampunan Allah. Tak ada manusia yang suci di dunia ini yang terlahir tanpa dosa, tak ada manusia yang sempurna yang tak punya salah dan punya khilaf, tapi manusia yang lebih baik adalah manusia yang segera bertaubat ketika dia melakukan kemasksiatan tanpa menundanya. Dan manusia yang saling mengingatkan untuk kebaikkan.

"Apabila hamba-Ku mendekati-Ku sejengkal.. Maka Aku akan mendekatinya sehasta... Apabila hamba-Ku mendekati-Ku sehasta... Maka Aku akan mendekatinya sedepa... Dan apabila hamba-Ku datang kepada-Ku dengan berjalan.... Maka Aku akan datang padanya dengan berlari..." 

Alhamdulillahi robbil 'alamin, buku saya yang berjudul  "diantara CINTA atau Cinta" telah selesai saya rampungkan. Buku ini adalah gabungan tulisan dari artikel, Lesbian antara Allah atau cinta satu, dengan Lesbian antara Allah atau cinta dua. Agar buku ini lebih fresh, saya menambahkan dengan beberpa hikmah dan tips tips untuk bisa sembuh secara terperinci. Buku ini sebagai jawaban dan permintaan beberapa teman teman, untuk membantu sahabat sahabat yang sedang salah dalam melangkah. Buku ini masih jauh darI sempurna, tapi di dalamnya ada sebuah harapan yang besar bagi mereka yang ingin sembuh, belajar untuk sembuh dan bertahan dalam kesembuhan.




 
cat : ini catatan saya tentang takdir yang menjadi jawaban dari pertanyaan teman teman yang masuk di email saya yang insya Allah berhubungan dengan artikel di atas. Semoga bermanfaat 


http://bidadarisurga-asiah.blogspot.co.id/2015/12/pilihlah-takdirmu-sendiri-karena-kamu.html