Selingkuh, sekarang bukan lagi barang tabu. Di zaman
kapitalisme ini, selingkuh sudah menjadi trend di masyarakat. Saking trend-nya,
selingkuh bahkan menjadi cara untuk mengeksiskan diri dalam komunitas tertentu.
Lebih ironi Para pelaku selingkuh-pun tidak malu malu berjalan di depan umum
meski mereka sudah ketahuan selingkuh. Itu muka tebal betul.
Yang lebih lucu lagi adalah cerita di negeri ini. Masih
ingat kah kita tentang kasus sorang
selebritis yang berselingkuh dengan wanita wanita yang sudah bersuami? Bukannya
mendapat hukuman social, penyanyi itu malah semakin mendapatkan tempat di hati
masyarakat. Dibela belain, di dukung
saat dia menjalani hari-hari dalam penjara, dibuatkan poster….ketika
keluar, dia disambut meriah sampai jadi trending topic siaran gossip murahan,
seolah dia adalah pahlawan tanpa tanda jasa…karirnya lebih melejit setelah dia
ketahuan selingkuh dengan istri orang. Halooo itu orang selingkuh, orang
zina. Ada apa dengan masyarakat
indonesia!
Mengapa para pelaku selingkuh adem ayem melenggang tanpa
dosa? Dikarenakan tidak ada lagi “sanksi sosial” yang diberikan masyarakat.
Masyarakat seakan acuh, merasa bodoh dengan maksiat mereka. Atau bukan karena tidak
adanya sanksi social, tetapi bisa jadi masyarakat-pun diantaranya adalah para
pelaku selingkuh.
Greget hati ini melihat kondisi masyarakat saat ini. Apalagi
kejadian selingkuh ini terjadi di lingkungan tempat saya tinggal. Coba, Tetangga
samping kanan, kiri, depan rumah saya, semuanya diselingkuhi oleh istrinya. Padahal tampang tampang suami mereka mereka
gak jelek jelek amat. Dalam hal harta, mereka termasuk orang orang yang berada.
Rumah ada, kendaraan ada, tapi tetap saja para istri-istri mereka melakukan
selingkuh. Why?
“Ah, urusan rumah tangga orang, bisa jadi para istri
selingkuh karena suami mereka bermasalah. Gak perlu ikut campur. Belum tentu
yang selingkuh itu lebih baik daripada kita. Toh dia juga pasti punya alas an
selingkuh. Kita saja belum tentu baik dalam kehidupan rumah tangga ”. itu kata
tetangga saya yang tetangganya selingkuh. Kalo semua orang berpikirnya
sama seperti tetangga saya yang
tetangganya selingkuh ini, maka mari kita semua selingkuh…! Hidup selingkuh!
Atau kucarikan wanita lain untuk berselingkuh dengan
suaminya supaya dia tau rasanya diselingkuhi dan disaat dia minta pembenaran
perasaan sakitnya kepada saya atau tetangganya yang lain maka kami akan
mengatakan dengan jawabnnya. “suami-mu pasti punya alas an menyelingkuhi
dirimu, sadar diri saja!”. Aku gak kebayang akan ada episode jambak jambak
rambut, bukan antara istri yang diselingkuhi dengan selingkuhan suaminya, tapi
antara istri yang diselingkuhi dengan tetangganya. Dunia oh dunia.
Untungnya pemikiran saya jauh melenceng dari pemikiran
tetangga saya yang tetangganya selingkuh. Saya tidak perduli urusan rumah
tangga mereka. Tetapi jika urusannya adalah urusan selingkuh yang sebagian
besar dibumbui dengan zina, maka itu jadi urusan saya. Maaf bukan kepo, tapi saya takut, jika zina
itu sudah menjadi sesuatu yang lazim di daerah saya, maka kami tinggal menunggu
bencana apa yang akan datang menerpa daerah kami. Sebab bencana yang Allah
datangkan tidak bermata dan tidak bertelinga dan tidak berperasaan. Tidak
memakai istilah tebang pilih. Semua penduduk daerah tersebut akan tertimpa
bencana tersebut. Hanya karena kita DIAM dan MEMBIARKAN
Balik lagi dengan urusan selingkuh. Banyak factor yang
membuat seorang suami atau istri untuk berselingkuh. Saya tidak akan membahas
banyak factor tersebut. Saya bukan penasehat perkawinan. Tetapi saya hanya akan
membahas pada satu aspek saja yaitu factor “ketidakpuasan” atas pasangannya
masing-masing. Karena ini yang saya lihat menjadi factor pemicu besar
terjadinya selingkuh.
RASA YANG SAMA
Saya pernah membaca sebuah tulisan yang akan saya ceritakan
bagi kalian semua. Karena sumbernya saya sudah lupa karena begitu lamanya, maka
seperti biasa, saya akan becerita dengan versi saya J
Di suatu negeri, ada Seorang bangsawan yang sangat kaya
raya. Karena kebaikkannya bangsawan itu sangat dihormati oleh orang-orang di
sekitarnya. Namun bukan karena harta dan kebaikkannya membuat ia jadi
topic pembicaraan orang-orang. Melainkan karena ia memiliki seorang istri yang sangat cantik
parasnya. Bukan Cuma itu, kulit yang putih dan tubuh yang langsing semakin menambah
kesempurnaanya menjadi soerang wanita. Pada akhirnya kecantikan dan kemolekkan
tubuh sang istri telah menjadi fitnah bagi sang bangsawan. Seluruh lelaki di kota itu baik yang sudah
beristri atau-pun belum selalu menceritakan kecantikan istrinya. Sungguh sangat tidak enak di
telinga sang suami ketika seluruh kota mengagumi kecantikan istrinya sampai
begitu berlebihan.
Tidak nyaman, dengan istrinya yang jadi bahan pembicaraan
para lelaki, sang bangsawan itu berpikir keras bagaimana agar orang-orang
berhenti menceritakan istrinya. Hingga pada suatu hari, sang bangsawan mengundang
seluruh laki laki yang berada di negeri tersebut
pada sebuah jamuan makan malam. Di tempat itu, setiap orang diberikan tempat
duduknya masing masing. Meja dihadapan mereka telah disediakan sebuah piring
yang berisi kue. Hanya saja kue tersebut berbeda warna di setiap piringnya. Ada yang mendapat
kue yang berwarna merah, ada yang putih, ada yang coklat,ada yang hijau dan berbagai warna
lainnya. Meski kue kue tersebut mempunyai perbedaan warna tetapi bentuk dari
kue tersebut sama antara kue yang satu dengan kue yang lainnya.
Setelah saatnya tiba, bangsawan tersebut mempersilahkan para
hadirin untuk mencicipi kue tersebut dan meminta mereka memberi tanggapan dari
setiap kue yang mereka makan, mana yang paling enak menurut mereka. Setelah
mencicipi kue tersebut dan menghabiskannya para hadirin mulai memberi tanggapan
atas kue yang baru saja mereka santap.
“Kue yang berwarna putih ini, enak rasanya. Saya sangat menyukainya”
ujar seorang laki laki yang duduk di sebelah kiri.
“siapa bilang, kue yang berwarna hijau ini enak rasanya”.
Sambut laki-laki yang lain yang menyantap kue berwarna hiaju.
“tunggu dulu, Kue coklat ini juga enak rasanya, mungkin ini
yang paling enak” ujar laki-laki yang lain yang mendapatkan kue berwarna
coklat.
Pada akhirnya, para
hadirin yang datang saling berbantah bantahan antara yang satu dengan yang
lain. Masing-masing saling menggunggulkan kue yang barusan mereka santap.
Kejadian itu terus berlangsung Hingga sang
bangsawan tersebut menenangkan seluruh tamu yang hadir. Setelah semuanya
terdiam, sang bangsawapun berkata kepada para tamunya,
“wahai para tamuku, ketahuilah. Sesungguhnya kue yang kalian
makan tersebut, Apakah itu yang berwarna putih, hijau, coklat, kuning dan warna
yang lainnya, mempunyai rasa yang sama. mengapa? semua dibuat dengan bahan campuran
yang sama dan diaduk bersama sama. Yang membedakan kue kue tersebut hanyalah warnanya
yang tentu tidak akan banyak mempegaruhi
rasanya. Setelah kalian merasakannya maka kalian akan mendapatkan rasa “kenyang yang sama” tidak akan berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya”.
Mendengar perkataan sang bangsawan, maka semakin diamlah para
tamu tersebut. Kemudian sang bangsawan melanjutkan kembali,
“sama seperti wanita, apakah dia berwajah cantik atau tidak,
berkulit putih atau tidak, bertubuh langsing atau tidak, mereka tetap mempunyai
bagian tubuh yang sama yang tentu saja mempunyai rasa yang sama saat kalian
bermesraan dengannya”. Mengapa? Karena mereka adalah sama sama wanita yang
tidak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya”.
Mendengar perkataan sang bangsawan, para hadirin tertunduk
malu, tahulah mereka apa maksud dari hidangan kue pada jamuan makan di malam
hari itu. Sebelum pulang, para hadirin kemudian meminta maaf kepada sang
bangsawan atas perkataan mereka. Semenjak kejadian hidangan makan malam
tersebut, tidak ada laki-laki yang mengosipkan istri sang bangsawan tersebut.
Sehingga membuat sang bangsawan menjadi tenang.
Sobatku, ibrah apa yang bisa kita tangkap dari cerita ini?
Sesugguhnya, semua wanita yang ada di dunia ini entah berwajah
cantik atau tidak, berkulit putih atau tidak, bertubuh langsing atau tidak,
mereka tetap mempunyai bagian tubuh yang sama. mengerti khan?(jangan ngeres…)
Tidak ada yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya.
Yang dimana maaf ketika kalian bermesraan dengannya kalian
tetap mendapatkan “rasa” kulit yang sama. Mau sensasinya yang bagaimana
bagaimana, pada puncaknya tetap keadaan“org****”
sama., tidak akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Maaf terlalu
vulgar apa yang saya katakan tetapi ini adalah faktanya. Jangan piktor yah….
Jadi jika para lelaki yang ingin mencari kenikmatan yang
berbeda dengan melakukan selingkuh, maka pada dasarnya mereka telah tertipu
pada apa yang dilihat mata mereka. Dan ini berlaku pula pada seorang wanita
yang merasa tidak puas dengan suaminya sehingga selingkuh dengan laki-laki yang
lain.
Mari kita berbincang tentang makna kepuasan?
YANG HALAL YANG
NIKMAT
Berbicara tentang kepuasan maka sifat dari manusia itu
adalah tidak akan pernah puas.
Seseorang yang mencari kenikmatan dengan melakukan selingkuh
tidak akan mendapatkan nikmat kepuasan yang sesunggunya. Meski objek selingkuhan itu lebih apalah apalah
dari istri atau suaminya. Selingkuh adalah perbuatan yang haram, yang akan
mendapat azab Allah apalagi sampai berzina. Dosanya termasuk dosa yang
besar. Belum lagi, dia akan di ikuti
dengan perasaan bersalah. Maka kepuasan kepuasaan itu akan berkurang nilainya
karena dikejar perasaan perasaan tadi. Bahkan mungkin waktu penyesalan akan
lebih banyak porsinya daripada waktu nikmatnya. Kenikmatan yang bercampur
dengan dosa adalah kenikmatan yang semu, melenakan tetapi menghancurkan.
Maka sebenarnya, jika kita ingin mendapatkan nikmat kepuasan
maka rahasianya adalah “Halalkan”!, atau lakukan dengan yang “halal”. Senikmat
nikmat apa yang kalian rasakan tidak akan senikmat yang halal. Kenapa bisa
begitu? Karena yang halal pemenuhannya akan
mendapatkan ridho Allah dan pahala
dari_Nya. Jadi, bukan hanya mendapatkan nikmat dan kepuasan tetapi juga mendapatkan pahala. Jadi Jima' merupakan ibadah yang sangat besar. Rasulullah saw
bersabda :
"Dalam kemaluanmu itu Ada sedekah". Sahabat lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah Kita mendapat pahala Dengan menggauli istri Kita?." Rasulullah menjawab, "Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di Jalan yang haram akan berdosa ? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di Jalan yang halal, kalian akan berpahala."
(H.R. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah).
JANGAN MENGAMBIL YANG
BUKAN HAKMU.
Seorang suami atau seorang istri yang tidak puas pada
pasangannya akan mengambil langkah lain dengan cara selingkuh. Tidak tanggung-tanggung
yang diselingkuhi adalah istri orang atau suami orang. Kasus ini paling banyak
terjadi dalam kehidupan masyarakat kita.
Seorang istri yang berselingkuh dengan laki-laki yang bukan
suaminya adalah wanita yang maaf, busuk kelaminnya. Wanita yang telah
kehilangan kehormatan dan harga dari dirinya. Yang rela memberikan begitu saja
tubuhnya kepada selingkuhanya. Memberikan “hak milik” suaminya, laki laki yang
bercucur keringat untuk menghidupi kebutuhan perutnya. Hanya karena “godaan”
sesaat.
Terkadang para istri Jika bermasalah dengan suaminya selalu
melihat suami orang lain atau lelaki lain. Hanya karena perkenalan singkat yang
mau mendengarkan curhat-curhat mereka, mereka telah berpikir bahwa laki laki yang dia selingkuhi
lebih baik daripada suaminya. Siapa bilang? Justru dia adalah laki-laki yang
lebih bejat daripada suaminya yang bejat. Karena jika dia lelaki yang baik maka
dia justru akan menghindari karena
posisi wanita itu adalah wanita bersuami. Dia Akan menempatkan posisinya
sebagai laki-laki yang bersuami yang akan tersakiti jika istrinya melakukan hal
yang sama. Jatuh cinta sama lelaki seperti ini? kelaut aja bu…!
Sama dengan istri yang berselingkuh maka seorang laki-laki
yang berselingkuh adalah laki-laki yang maaf, busuk kelaminnya. Lelaki yang
telah kehilangan kehormatan kelaki-lakiannya. Yang mencari kepuasan dengan
berselingkuh dengan wanita yang lain. Apalagi wanita tersebut sudah bersuami.
Dia berpikir bahwa wanita yang dia ajak selingkuh lebih baik daripada istrinya
hanya berdasarkan kenyamanan dalam curhatnya dan kepuasan semata. Laki-laki yang begini yang harus di bongkar. J
Kesalahan fatal dari pasangan suami istri ketika bermasalah
dengan pasangannya adalah pergi mencari tempat curahan hati. Yang wanita curhat
kepada laki-laki, dan yang laki-laki curhat kepada wanita. Padahal, dari jalan curahan
inilah lahir benih benih selingkuh yang tidak pernah disadari. Apalagi tempat
curahannya mau mendengar dengan setia dan ada disetiap dibutuhkan. Maka
jatuhlah mereka dalam perangkap setan.
Seorang wanita yang bersuami pernah curhat kepada saya. Dia
mengatakan bahwa laki-laki yang menjadi tempat curhatnya sangat baik bahkan
lebih baik daripada suaminya. Saya-pun berkata pada wanita tersebut bahwa, “Jangan pernah percaya dengan apa yang
dipandang mata, apa yang di dengar telinga, dan apa yang keluar dari bibir
seseorang. Karena semua itu hanyalah tipuan jika kau tidak terikat dengannya
dalam ikatan pernikahan. Jangan pernah
katakan bahwa tempat curhatmu adalah laki-laki yang baik. Sebab kau tidak
pernah hidup serumah dengannya. Menemani siang malamnya, susah senangnya.
Sehingga baik buruknya tidak pernah kau sadari.”
PERCAYALAH, Jika Allah sudah mengikatmu dengan seseorang
dalam ikatan pernikahan maka orang tersebut
pastilah yang terbaik untuk menemanimu sepanjang perjalanan. Kalaupun di
tengah jalan ada tindakan kekerasan dan
kemaksiatan yang besar semisal berzina, maka tingglkanlah dengan cara yang baik-baik. Bukan malah ikut balas dendam
dengan selingkuh. Jika kita melakukan itu pada dasarnya sifat kita sama dengan pasangan kita.
Maka dari itu, Orang barat, orang eropa, orang indo tetap
akan merasakan org**** yang sama. Jadi kita memilih jalan yang halal atau jalan
yang haram pada dasarnya, kenikmatan itu tetap akan berbatas pada nilai yang
sama. Dan akan berhenti pada batas atau puncak yang sama.
Tentang Hidup
Sahabat, Hidup ini bukanlah hanya soal urusan perut dan
dibawah perut. Karena jika hidup hanya
mencari itu semata maka kita tidak ubahnya dengan binatang. Yang bertahan hidup dengan menghalalkan
segala cara hanya untuk urusan perut dan dibawah perut.
Tetapi hidup adalah soal “ibadah” hamba dalam menyembah
kepada Tuhannya. Tentang mencari rezeki dan nikmat yang halal yang dituntun
oleh agama. Yang suatu saat hidup akan
berhenti jika waktunya tiba. Hingga kemudian
hamba tersebut mempertanggung-jawabkan seluruh yang dia perbuat
dihadapan Allah SWT.
Maka dari itu, Jangan tertipu dengan kepuasan yang haram
dengan selingkuh . Karena dia hanya akan mendapatkan bencana yang akan
meruntuhkan istana Keluarga yang sudah dibangun
dengan susah payah.
Lalu apa standar kebahagian itu?
Standar kebahagiaan adalah sebenarnya simple. Yaitu ketika
kita bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan masing masing
dengan ridho dan keikhlasan. Maka yakinlah semua perbedaan itu akan melebur
dengan sendirinya.
Tidak perlu tergiur dengan nikmat kepuasan yang haram karena senikmat-nikmatnya yang haram,
sepuas-puasnya yang haram tidak akan pernah menggantikan Yang halal. “karena
yang halal adalah yang Nikmat”. Gak
percaya? Tak perlu dicoba jika yang halal sudah pasti rasanya. J
Tertarik dengan yang halal? Maka Carilah dengan jalan Allah.