BIDADARI SURGA ASIAH

Wednesday, June 30, 2010

PACARAN ISLAMI ADAKAH ?



Tak indah rasanya hidup ini kalau gak punya pacar, ibarat minum teh tanpa gula, pahit rasanya. Ibarat makan rujak tanpa bumbu gula merah, kurang rasanya. Ibarat makan sayur tanpa garam, hambar rasanya. Ibarat memancing di air keruh, gak nongol-nongol ikannya, ups...maaf..ibarat yang terakhir kayaknya gak nyambung lagi...he...he...^^

Tapi pada intinya, hidup tanpa punya pacar akan membuat hidup kita tanpa gairah. bawaannya lemas terus, tak punya warna, warna merah, kuning hijau di langit yang biru, pelangi kalee! Apalagi melihat teman-teman kita yang udah punya pacar, kemana-mana selalu berdua. Duh..jadi jeolus khan? kepala panas, hati mendidih seratus derajat dan akhirnya bersedih. Tapi seandainya kalo udah punya pacar, uh rasanya dunia jadi milik berdua, orang lain cuman numpang ngontrak aja. Bahkan kalo udah jatuh cinta yang sampe setengah mati, kata orang yang udah pernah merasakannya, "Tai Kucing-pun Rasa Coklat"..(Ih, emang udah ada yang coba?) Please deh...! Tapi bagi saya, jatuh cinta apa gal, coklat tetap coklat n tai kucing tetap tai kucing...benar gak sobat...? yah. tambah gak nyambung lagi...

Balik lagi ke masalah pacaran, kita harus ngerti dulu bagaimana sih, status pacaran dalam islam sebelum kita menjalaninya. Mungkin aja statusnya wajib? Tau khan artinya "wajib" kalo dilakukan dapat pahala, kalau tidak dilakukan dapat dosa. (Wah, saya jadi senyum-senyum sendiri membayangkan jika nanti ada fatwa baru kalau status pacaran sudah berubah jadi "wajib" dengan alasan para ulama terdahulu salah menerjemahkan kitab dan sunnah dikarenakan otaknya yang sudah menua. Maka saya jamin, perintah Allah yang satu ini tidak akan dilalaikan, semua bakalan ikhlas...ikhlas....ikhlas menjalankannya, termasuk akyu..^^..ehm..). Atau  syukur-syukur statusnya "sunnah", lumayanlah masih dapat pahala, sambil menyelam minum air dong. Bisa-bisa ini  nanti jadi sunnah yang paling favorit dilaksanakan manusia. Atau paling tidak statusnya "Mubah", sah-sah aja, gak ada dosa bila dilakukan atau tidak dilakukan. Asal gak ada pelanggaran. Tapi gimana kalau statusnya adalah "Makruh" alias mengurangi pahala, atau kemungkinan yang terburuk statusnya ternyata "Haram"? dilakukan dapat dosa, dihindari dapat pahala? Wah harus hati-hati neh! Hmm..harapan kamu apa yah?

Karena itu sebelum kita ngulas lebih jauh tentang pacaran, kita mesti tau asal muasal pacaran. Ada satu hal yang menjadi pertanyaan saya selama ini, sebuah pertanyaan yang sulit saya temukan jawabannya. Karena sulitnya saya-pun mencari jawaban pada musrifah saya, tapi musrifah saya hanya menjawab dengan gelengan kepala, saya-pun bertanya lagi pada seorang ustad, dia-pun hanya menjawab dengan gelengan kepala yang sama. Belum puas, saya bertanya lagi sama pak Kiyai? dia juga menjawab tapi bukan dengan gelengan kepala, namun dengan jawaban ideologis, "Wallahu Alam Bisshawab". Ah..asal muasal pacaran, benarkah hanya Allah yang tau? tambah bingung deh. Saking bingungnya saya sampai mencoba mencarinya dalam literatur-literatur Islam, kali aja ada jawaban yang menyelinap biar cuma satu kalimat, tapi hasilnya nihil. Dalam kebingungan, sayapun teringat, "Lho kenapa gak tanya aja sama para pelaku pacaran? gak mungkin khan, mereka gak tau, toh mereka sudah mempraktekkannya bukan?. Tapi setiap pelaku  pacaran yang saya tanya semua menjawab "gak tau apa-apa, cuma mempraktekkannya doang". OMG...jadi selama ini para pelaku pacaran gak tau tentang sejarah munculnya pacaran?, siapa orang pertama yang mencetuskan ide tentang pacaran, kemudian menjadikannya sebagai  konsep dalam percintaan dan setelah itu mempraktekkannya pada kehidupan manusia seperti halnya tentang konsep "Demokrasi"?

Sepertinya itu akan menjadi PR bagi saya untuk mencari tau. Atau barangkali nanti ada teman-teman yang mau membantu mencarikan asal muasal munculnya pacaran. Insya Allah. Tapi menurut para pakar sejarah, pacaran bukanlah aturan atau budaya yang berasal dari peradaban Islam melainkan berasal dari peradaban Barat dan Eropa. Barat dan Eropa menjadikan kebebasan sebagai simbol kemajuan peradaban mereka. Makanya jangan heran pergaulan laki-laki dan perempuan Barat dan Eropa motonya "Langsung dan Bebas Aktif".

Walau sejarahnya gak jelas gitu, virus pacaran sudah terlanjur mewabah di negeri yang katanya paling besar populasi penduduk muslimnya. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Veteran semuanya sudah pernah mempraktekkannya.
Pernah suatu ketika, salah satu gadis kecil yang kukenal, datang melapor kepada saya,
"kakak saya mau melapor" katanya.
"melapor apa de?" tanyaku.
"kak, si Thoyib udah gagal dalam percintaannya kak". (Thoyib adalah anak lelaki yang baru duduk dibangku kelas 6 SD).
"hah...gagal dalam  cinta?..maksudnya apa"? saya mencoba memperjelas.

Gadis kecil itu kemudian bercerita dengan serius. Namun sebelum itu dia meminta saya untuk berjanji tidak melapor pada si Thoyib karena dia pasti kena jitak. Karena itu kalian juga harus janji, jangan melaporkan hal ini kepada si Thoyib. Kalau gak kita bisa kena jitak bareng-bareng. Ceritanya gini,

Thoyib yang hanya anak ingusan jatuh cinta sama teman kelasnya. Perasaan ini telah lama dia pendam dalam hatinya. Tak ingin menjadi pecundang, Thoyib akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan cinta sama teman kelasnya itu. Saat bel istirahat berbunyi, Thoyib menuju tempat duduk gadis itu dan tanpa izin, Thoyib menarik tangan gadis kecil tersebut dan membawanya di taman belakang sekolah. Di bawah pohon yang rindang, ditemani semilir angin sepoi-sepoi, sambil menggenggam tangan dan menatap lekat mata gadis kecil itu, Thoyib langsung menyatakan cinta kepada gadis kecil tersebut.
"Maukah kau jadi bagian dari hidupku? Maukah kau jadi pacarku"?

Gadis itu terperanjat kaget dan melepaskan tangan Thoyib. Dia diam sesaat. Thoyib cemas menunggu jawaban. Dug..dug..dug..! Namun, plak..plak..plak...lima jari tangan gadis kecil itu mendarat di pipi Thoyib kiri dan kanannya. Setelah melayangkan tamparannya, gadis kecil itu kemudian berlari sambil menangis. Thoyib hanya bisa terdiam, tertunduk lesu menahan sakit di pipinya dan saat dia mengangkat wajahnya, dia shock setelah sadar semua penghuni sekolah mengikuti kejadian itu.

Gak tau setelah mendengar cerita itu mau nanggapinnya gimana, rencananya mau istigfar, tapi mulut ini gak bisa berhenti untuk tertawa. Ah, anak sekecil itu sudah berani pacaran, gimana nanti besarnya...? jadi aktifis pacaran kale...!

Aktivitas Pacaran

Lalu bagaimana dengan aktivitas pacaran itu? yup saya tau kamu mau bilang kalo dengan pacaran kamu punya tempat curhatin, ada yang perhatiin, ada yang telponin plus sms-in, ada yang bisa buat kamu bahagia-in, pokoknya yang in-in-indah deh. Tentu aktivitasnya pasti janjian lalu jalan bertiga, lari bertiga, nonton bertiga, dan boncengan bertiga ke pantai sambil menikmati indahnya sunset..? Nah, lho senyum...ketahuan deh... ! pokoknya do it everything tetap bertigalah. Kenapa bingung? oh nanyain kenapa bukan berdua, ini kok malah bertiga?
Bukankah Jabir berkata, Rasulullah SAW bersabda :

"Siapa saja yang beriman kepada Allah SWT, dan hari akhir, janganlah sekali-kali ia berkhalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya, karena yang ketiga di antara keduanya adalah setan".

saya kira semua kini jelas khan?

Aktivitas yang saya sebutkan tadi belum ditambahi bumbu penyedap rasa. Biasanya disaat berduaan gitu, mulai suka adu pandang-pandangan, itu baru awalan. Lama-lama mulai pegangan tangan. Semakin lama sudah menjurus ke peluk-pelukkan, semakin lama lagi udah berani cium-ciuman. Eh, tanpa sadar sudah melakukan zina. Naudzubillahimindzalik. Dan semua itu berawal dari  pacaran. Ih ngeri banget deh...

Pacaran Islami Adakah?

Allah WaZalla berfirman dalam surahnya :

"Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk" (Al-Israa ; 32)

"Dan janganlah kalian mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi". (Al-An'aam: 151)

Dari inti ayat ini adalah, Allah memberikan warning bagi manusia untuk menghindari perbuatan yang mendekati zina karena perbuatan tersebut dikatakan perbuatan keji dan salah satu jalan yang buruk. Juga menghindari perbuatan keji yang dilakukan baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Dan sudah tentu aktivitas pacaran adalah aktivitas yang mendekati zina. Coba lihat..! Awalnya berdua-duaan trus pandang-pandangan, terus pegangan, terus pelukkan, terus cium-ciuman, terus zina deh...Astagfirullah...!

Nah karena aktivitas itulah sehingga mengapa pacaran itu diharamkan dalam islam. Tapi mungkin kamu bisa ngeles kalo pacaran gak melakukan aktivitas itu boleh selama masih menjaga rambu-rambu alias pacaran islami. Duh ngotot banget sih kamu yang namanya dosa!.
Liat kamu, saya jadi ingat teman saya yang pernah ngotot ke saya kalau aktivitas pacarannya itu gak haram. Alasannya pacarnya itu alim dan anak sholeh, rajin sholat cing lima sempurna, eh maksudnya lima waktu. Pacarnya sering mengingatkan dia untuk sholat, malah sampai meminta ia mengenakan kerudung dan mengganti pakaiannya dengan yang longgar dikit. Pokoknya karena pacarnya dia jadi dekat ama Allah kembali. "Punya pacar sholeh dengan gaya pacaran seperti itu kan baik, kenapa harus diputusin? Bisa-bisa kalo saya putus sama pacar saya, saya bisa jadi lupa shalat lagi, dan jauh sama Allah. Itu khan bahaya....!" Hmmm...sama gak sih pertanyaannya dengan kamu???

Yah, saya balik nanya, tujuan sholat itu apa sih? untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar khan? Nah pacaran adalah perbuatan yang keji dan mungkar. Itu berarti, kalo shalatnya gak mampu menghalangi dia untuk tidak berpacaran, berarti shalatnya? jawab deh sendiri. Di salah satu sisi dia mengajak kebaikan, eh..disatu sisinya lagi dia mengajak berbuat haram. Jadinya yah gak benar.
Trus emang kalo gak disuruh pacar, gak bisa dekat sama Allah? Nah kalo ini saya harus bilangin ke kamu kalau kamu salah total. Kamu harus tau, kalo Allah itu maha dekat dengan hamba-Nya. Dia lebih tau isi hatimu daripada kamu sendiri. Kenapa misalnya kamu gak bisa dekat sama Allah? yah balik lagi ke kamu, kamunya sih masih melakukan perbuatan yang dibenci sama Allah jadinya Allah jauh deh.

Kembali lagi dengan aktivitas pacaran yang no kiss dan touch itu....alias pacaran islami. Walaupun tanpa kiss dan touch, gaya pacaran tetap takkan pernah terlepas khan dengan namanya "pembicaraan" yang melibatkan aktivitas mulut, "pandangan" yang melibatkan aktivitas mata, "pendengaran" yang melibatkan aktivitas telinga, "Perasaan" yang melibatkan aktivitas hati, dan "khayalan" yang melibatkan aktivitas akal atau pikiran.? dalam Al-Quran, mulut juga bisa disebut berzina apabila ia mengeluarkan kalimat rayuan kepada seseorang yang bukan muhrimnya, mata juga bisa disebut berzina apabila memandang lekat (saling beradu pandang dengan sengaja) seseorang yang bukan muhrimnya, telinga juga bisa disebut berzina apabila ia mendengar rayuan yang belum halal diucapkan oleh seseorang yang  bukan muhrimnya, hati juga bisa disebut berzina jika ia terus-menerus mengingat seseorang yang bukan muhrimnya, dan pikiran juga bisa disebut berzina apabila ia sampai membayangkan hubungan yang lebih dengan seseorang yang bukan muhrimnya. Adakah dari penjelasan ini yang tidak masuk dalam aktivitas pacaran islami kita?

Sekarang kita coba ngulik kedok Pacaran Kamu.

Saya masih bingung ketika kamu berkomitmen untuk pacaran. Padahal pacaran itu termasuk kedalam hubungan HTS (Hubungan Tanpa Status) saudaraan sama TTM. Ikatannya absurb, kapan-kapan bisa saja diakhiri tergantung mood atau kebosanan. Karena menurut islam ikatan yang legal dan sah dimata Allah hanya ikatan pernikahan, ikatan yang akan diminta pertanggung jawabannya kalo berani ini itu, putusnya juga gak mudah, karena harus melewati tiga kali proses. Lagian berapa persen sih hak pacar ke kamu dengan komitmen modal omong doang, sampai-sampai ada pacar yang ngelarang ini, ngelarang itu, nuntut ini, nuntut itu...narsis...!

Sttt...kamu tau gak kalo pacaran itu adalah "Topeng Kemunafikan"?, pasti kamu kaget khan. Ceritanya gini, pacar kamu ketika bertemu dengan kamu atau saat berada disisimu, dia hanya akan mengeluarkan sisi terbaiknya saja, yang buruk-burukny dia simpan. Dia akan berusaha tampil baik dihadapan kamu walaupun konsekuensinya dia harus berbohong dan bermuka dua. Yang tadinya marah-marah kalau ada pengemis datang kepadanya untuk meminta uang, eh ini dia sendiri yang nyamperin tuh pengemis. Ngasinya juga gak tanggung-tanggung sepuluh ribu, biar dilihat dermawan ama pacar. Atau dia yang sebenarnya tak pernah sholat, tiba-tiba jadi rajin sholat. Sampai-sampai minta izin segala supaya bisa sholat tepat waktu sambil berjamaah. "say, pending dulu pacarannya yah...Allah dah manggil tuh, abang mesti segera menghadap, takut terlambat berjamaah". Ya Allah..tolong....! Trus kalau kamu udah gak ada dekat dia, sifat buruk yang sebenarnya muncul kembali.

Nah, hal itupun juga akan berlaku dengan diri kamu. Kamu juga bakalan mengeluarkan sisi terbaikmu, yang buruk disembunyikan, malah sifat yang gak ada kamu ada-adain. Biasanya kalau cewek dia akan bersikap manis dan imut-imut biar gemesin kalo dilihat. Suaranya dibuat sehalus  mungkin..biar terdengar merdu ditelinga...(ketahuan deh..^^). Itu artinya kamu dan pacar kamu sama-sama munafik. Sama-sama bermuka dua, sama-sama membangun benteng kebohongan. Udah ngaku aja..! sudah banyak kok yang terbukti dari orang yang berpacaran kemudian menikah akhirnya menyesal setelah baru sadar melihat sifat asli sang pacar yang sudah menjadi suami. Terbukti kalau tujuan pacaran untuk saling kenal satu sama lain yang selama ini dijadikan alasan adalah bohong besar. Selain itu, kedok pacaran yang sebenarnya juga adalah hanya untuk bersenang-senang semata. Sebenarnya yang ada dalam aktivitas pacaran bukanlah cinta melainkan hawa nafsu. Karena pada dasarnya hawa nafsu-lah yang mendorong seseorang untuk berhasrat memiliki. Karena dorongan hawa nafsu sesaat, maka yang dicintai bukannya apa yang ada dalam diri kamu, tapi apa yang bisa kamu serahkan dari diri kamu. Ntar kalo udah bosan...sudah habis manisnya...kamu ditinggalin. Miris gak sih?

By the way any busway, disini saya berbicara sebagai saudari kamu sesama muslim. Saya sayang banget ama kamu. Saking sayangnya, saya sedih kalo melihat kamu dimurkai Allah hanya karena kamu pada pacaran. Belum lagi kamu adalah wanita. Tau gak kalo wanita itu mulia banget? semua yang ada pada diri kamu itu berharga. Karena Wanita ibarat porselen. Ketika dia retak sedikit saja, biar diobral begitu aja gak ada yang mau. Dikasih juga orang ogah. Gimana sedih khan? Kalo gitu kok kamu mau aja dinodai ama seseorang yang cuma sebatas pacar. Orang yang gak jelas jodoh kamu atau bukan.

Lagipula, kamu gak usah takut gak kebagian jodoh. Sebab, sebelum rohmu ditiupkan ke dalam rahim ibumu, Allah sudah mencatat, menetapkan dan menentukan jodohmuu. Mau kamu pacaran sama 1000 orang yang ada di dunia ini, kalau bukan jodohmu yah gak bakalan jadi. Malah tanpa pacaran-pun kalo emang udah jodoh, pasti jadi juga. (cihuy..).

Tapi kalo kamu udah terlanjur menjalaninya, terlanjur basah kutup, kamu cepat-cepat deh bertaubat ama Allah...toh Allah Maha Pengampun. Segera putuskan pacarmu dan biarkanlah Allah yang menuntun jodohmu, datang menemuimu pada waktu yang tepat dan dengan scenario yang indah, mengikatmu dengannya dengan ikatan yang indah pula. Amin........



Wednesday, June 16, 2010

“JANGAN MUDAH MARAH TAPI MUDAH MEMAAFKHAN”


Pertanyaan yang muncul, kenapa saya mengambil judul “Jangan mudah Marah Tapi Mudah Memaafkhan”, sebab judul dan isi sebagian dari catatan ini, saya copy paste dari sebuah buku yang dikarang oleh Syaikh Fauzi Said dan DR. Nayif Al-Hamd dengan judul “Jangan Mudah Marah”. Bukunya harganya murah kok, cuma 10ribu perak, tapi isinya insya Allah bisa mengantarkan anda selamat dunia dan akhirat. Lagipula dengan menjadikan buku ini sumber acuan, dengan begitu hati saya tidak terlalu terbebani. Mengapa? Bukankah orang yang mengajak orang lain untuk jangan mudah marah maka dia sendiripun haruslah lebih baik dalam menahan amarahnya? Saya tau saya belum sebaik itu, belum pantas untuk menasehati orang. Karena itu ilmu dari buku ini saya teruskan saja untuk menjadi perisai bagi kita untuk jangan mudah marah tapi mudah memaafkhan. He…he….he..!

Rasa marah memang adalah bagian dari “gharizah baqa” yang ada dalam diri manusia. Gharizah baqa ini adalah sebuah naluri manusia untuk mempertahankan diri yang akan muncul ketika eksistensi dirinya diusik. Misalnya rasa emosi, benci, marah dsb. Adalah fitrah ketika rasa marah itu muncul jika tiba-tiba kita ditampar seseorang tanpa alasan. Gak mungkin kan kita akan diam atau menjadi welas asih seraya berkata. “Maaf, kurang afdol rasanya kalau hanya pipi kanan yang ditampar, andai tuan sudi, tamparlah pula pipi kiriku ini, biar maching warnanya”. Oh tidakkkkkkkkkk……………

Menurut Al-Manawi, rasa marah adalah “Ekspresi perasaan" yang merupakan efek dari jiwa yang bergejolak dan hal tersebut tidak bisa dinalar dengan akal.” Hal ini saya akui kebenarannya, karena pada umumnya orang yang sedang marah, nalarnya seolah-olah lenyap, saat itu perasaan mampu mengalahkan pemikiran (akal). Nanti setelah kemarahan itu dilampiaskan, amarah akhirnya reda. Baru kemudian kesadaran itu muncul yang akhirnya berbuah penyesalan.

Dari Mana Datangnya Marah.

UJUB ( rasa bangga terhadap diri sendiri).. Yaitu bangga akan status social, harta, status keturunan dan yang sejenisnya. Orang yang mempunyai ini cenderung lebih mudah marah karena dia menempatkan harga dirinya lebih tinggi dibanding dengan orang lain.

satu kisah nyata tentang hal ini:

seorang wanita yang mempunyai status social yang tinggi, sebab dia anak keturunan bangsawan. Kebetulan dia juga mempunyai harta dan jabatan yang cukup tinggi dalam pemerintahan. Suatu hari, anak ibu ini pulang ke sekolah dengan menaiki sebuah becak. Dalam perjalanan pulang kerumahnya, tanpa diduga becak yang dinaikinya bertabrakan dengan sebuah motor. Si abang becak kehilangan kendali dan becak itu akhirnya terbalik bersama penumpangnya. Dengan susah payah sambil merintih kesakitan karena tertindih becaknya, si abang becak masih tetap berupaya melakukan kewajibannya mengantar anak tersebut selamat sampai dirumahnya. Sesampainya dirumahnya, si anak melaporkan kejadian itu pada ibunya, dan apa yang terjadi? Prak…prak…prak….lima jari pancasila mendarat berulang kali pada wajah si abang becak tersebut….saat itu abang becak hanya bisa pasrah.

Perdebatan/perselisihan.

Abdullah bin Husain berkata : perdebatan merupakan penyulut kemarahan. Ketika sedang berdebat, Allah merendahkan akal orang yang berdebat sehingga muncullah rasa marah. Makanya jangan heran kalo di negeri kita ini kalo mulut sudah tak dapat berbicara, maka adu jotos yang akan berbicara.

Kadang kita gak sadar kalau senda gurau kita yang berlebihan, telah menyakiti orang lain. Misalnya, kita memanggil teman kita dengan si bondeng (Gendut). Emang sih kita jujur tapi kita telah membuatnya teringat akan kelebihan lemaknya dan dia tentu tidak menyukainya. Wajarkhan kalau dia tersinggung kemudian marah?

Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya Allah membenci orang yang berbicara keji dan tidak sopan (kotor)". . Yah seperti kata pepatah “Lidah itu tidak bertulang” akibatnya “karena mulut badan binasa”. sebab itulah islam memerintahkan kita untuk berhati-hati dalam berkata.

Marah Terpuji dan Marah Tercela.

Marah juga terbagi atas marah terpuji dan marah yang tercela.

Marah yang terpuji adalah rasa marah yang timbul karena Allah, ketika larangan dan apa-apa yang diharamkan-Nya dilanggar. Marah semacam ini buah dari keimanan. Seseorang yang tidak marah ketika menemui keadaan yang mengharuskannya marah berarti lemah imannya. Lihatlah bagaimana kemarahan Rasulullah tidak akan timbul kecuali ketika melihat larangan-larangan Allah dilanggar. Aisyah Rad. berkata :

“Rasulullah tidak pernah sekalipun memukul sesuatu/ seseorang dengan tangannya, tidak juga seorang wanita ataupun pelayan. Kecuali pada saat berjihad di jalan allah. Dan beliau tidak pernah merasa dendam karena disakiti lalu membalas kepada orang yang menyakitinya, kecuali jika hal itu merupakan pelanggaran terhadap larangan Allah. Rasulullah membalas karena allah semata.”

Bisakah kita seperti Rasulullah yang tau kapan dan dimana mengeluarkan rasa marahnya?

Marah yang tercela adalah kemarahan yang muncul karena membela kebatilan dan setan atau marah yang hanya mengikuti hawa nafsu. Marah seperti ini hanya akan merugikan diri sendiri, mencelakai orang dan tentu dapat berdosa pula.

contohnya adalah kemarahaan teman saya waktu di SMA dulu. Ia marah karena pacarnya direbut wanita lain. Sedikit kisahnya, Dengan alasan solidaritas pula, kami menyusun rencana menyerang kelas si wanita perebut pacar teman kami. Strategi sudah kami susun, masing-masing memilih siapa yang akan dilawannya, saya tentu saja memilih yang porsi tubuhnya sama dengan saya. Saat bel tanda pelajaran usai berbunyi, kami mulai menyerang kelas tersebut. Tentunya satu-lawan satu. Tapi..”Kabur…”aku berteriak…spontan semua teman-teman pada lari berhamburan. Kelas jadi kosong melompong. Aku berdiri pura-pura gak tau masalah. Bukan takut dengan musuh, tapi karena keburu datang guru paling killer yang kekejamannya sudah terkenal semenjak sekolah ini berdiri. Alhamdulillah, gak jadi bonyok deh ^^.

Marah disini adalah marah yang disebabkan sesuatu yang bukan berupa kemaksiatan. Namun marah seperti ini tidak boleh melampaui batas. Dan harus ditempatkan sesuai pada porsinya. Berkenan dengan marah seperti ini, ada sebuah kisah di zaman sahabat.

Suatu hari budak perempuan Ali Bin Husain menuangkan air berwudhu untuknya ketika ia hendak melakukan shalat. Tiba-tiba ceret yang digunakan untuk menuangkan air terlepas dari tangan si budak wanita dan menimpa wajah Ali hingga melukainya. Serta merta Ali Bin Husain mengangkat kepalanya dan menatap budak perempuannya dengan wajah yang menyiratkan kemarahan. Melihat hal ini perempuan budak itu berkata : “Dan orang-orang yang menahan marahnya”. Mendengar ucapan budak tersebut, seketika itu juga Ali menjawab. “Aku telah menahan marahku”.. Budak tadi melanjutkan ucapannya: “Serta orang-orang yang memaafkhan kesalahan orang lain”. Ali menimpali, “Aku telah memaafkhan kesalahanmu”. Budak tadi kembali berkata: “Sendangkan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” Lalu Ali-pun berkata : “Pergilah, mulai saat ini kamu jadi orang merdeka”.

Itulah keanggunan yang ditunjukkan oleh orang-orang yang dapat menguasai amarahnya.

Nasehat Nabi Tentang Marah

Imam Ibnu Rajab meriwayatkan dalam kitabnya: bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah, “Tunjukanlah kepadaku suatu amalan, yang dapat memasukkanku ke dalam surga serta tidak membebaniku. Beritahukan kepadaku ucapan yang mudah aku jalankan. Ajarkan kepadaku sesuatu jangan banyak-banyak agar aku dapat melaksanakannya. Apakah yang dapat menjauhkanku dari murka Allah?” Maka Rasulullah menjawabnya dengan satu jawaban untuk beberapa pertanyaan tadi, yaitu : “Jangan mudah marah”.

Ini menunjukkan bahwa rasa marah merupakan sumber dari segala keburukkan dan kejahatan serta menjauhinya merupakan pangkal kebaikan.

Selain itu, Marah adalah tunggangan Iblis dan Setan untuk menghancurkan manusia. Dengan marah Iblis dan Setan akan lebih mudah mempengaruhi manusia untuk berbuat kejahatan dan keburukkan. Karena pada saat marah manusia akan kehilangan akal dan pikirannya. Itulah mengapa ketika manusia tersebut telah sadar, dia hanya bisa mengucapkan, “saat itu saya tidak sadar”. Dan menyesali perbuatannya.

Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa dapat menahan marahnya disaat ia mampu untuk meluapkannya, niscaya Allah akan memanggilnya pada hari kiamat diantara para pemuka makhluk. Kemudian ia memilih bidadari yang disukainya” .

Subhanaullah, hanya dengan menahan marah kita dapat memilih satu bidadari surga yang kita sukai…hmm…coba hitung berapa kali kita udah menahan marah terhadap orang yang mendzalimi kita? Kali aja tawaran Allah berlaku kelipatannya.^^

Ibnu Abas juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Ada tiga perkara yang jika terdapat pada diri seseorang, niscaya Allah akan melindunginya dalam naungan-Nya, meliputinya dengan rahmat-Nya, serta memasukkannya dalam kasih sayang-Nya”. Ada yang bertanya, “Apa saja tiga perkara tersebut, wahai Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab, “Seseorang yang jika diberi ia berterima kasih (bersyukur), dan jika mampu untuk marah (hendak marah) ia memberikan maaf, serta pada saat marah ia bisa meredakan kemarahannya”.

Memaafkan Adalah Lebih Baik.

Saya ingin mengingatkan kita semua dengan kisah Rasulullah ketika berdakwah. Ini adalah kisah favorit para pengemban dakwah ketika mereka diuji dengan sabar, marah dan putus asa.

Ketika Rasulullah pergi mendakwahkan islam kepada penduduk Thaif. penduduk Thaif malah mengusir Rasulullah. Cara mengusir mereka diluar batas. Para penduduk Thaif berbondong-bondong mengejar Rasulullah sambil melemparinya dengan batu. Saat itu Rasulullah hanya seorang diri, tak ada satupun sahabat yang membantunya. Batu-batu itu meghujani kepala dan tubuh Rasulullah. Rasulullah berlari sambil memegang kepalanya yang terus mengucurkan darah, badannya terluka pula. Saat itu Rasulullah melewati bukit uhud yang dijaga oleh malaikat. Malaikat yang sejatinya tidak diciptakan Allah tanpa hawa nafsu, kemudian marah melihat perbuatan penduduk Thaif pada kekasih Allah tersebut . Malaikat penjaga bukit uhud pun meminta izin kepada rasulullah : “Ya Rasulullah, izinkanlah saya untuk menimpakkan bukit uhud ini kepada penduduk Thaif”. Namun apa kata Rasulullah. “Jangan lakukan itu…mereka tidak bersalah. mereka melakukan itu karena mereka tidak tau, andaikan mereka tau mereka tidak akan berbuat seperti itu padaku.”

Subhanaullah, inilah contoh madrasah kesabaran dan sifat memaafkan yang diajarkan oleh Rasulullah. Andai itu saya. Maka saya akan berkata kepada malaikat” jangan malaikat…jangan ragu-ragu…kalau perlu usahakan semua penduduk tidak ada yang bisa lolos … “( Peace…)

Kenapa Harus Memaafkhan..

Manusia terlahir dengan kelebihan dan kekurangannya. Setiap manusia ada saatnya dia melakukan kebaikan ketika imannya siaga dan ada saatnya dia melakukan kekhilafan ketika imannya lalai. Karena itulah Allah mengajarkan Kalimat “maaf” pada penduduk bumi agar manusia bisa saling memaafkhan, walaupun memaafkhan itu sangat sulit tapi bukan berarti tak bisa.

Andai kita adalah orang yang tak bisa memaafkhan, itu berarti kita ingin mengatakan bahwa kita adalah orang yang sempurna melebihi para Nabi dan Rasul. Selama hidup, gak penah satu kalipun berbuat salah kepada orang lain, jadi kita gak tau artinya meminta maaf lebih-lebih harus meaafkan perbuatan khilaf orang lain kepada kita. Gak ada dosa yang mengalir..cuman pahala doang, juga gak pernah minta ampun pada Allah. Sadar..sadar…kita bukan malaikat sayang.

Bukan cuma pada saat merasakan makanan yang lezat kita menemukan kenikmatan, tapi kenikmatan memaafkan jauh lebih nikmat dari itu. Karena hati kita akan terasa lega.

Teman saya pernah berprasangka buruk kepada saya terhadap suatu perbuatan yang tak pernah saya lakukan. Saat itu saya tidak diam. Setelah saya menjelaskan kekeliruannya, diapun menyadari kesalahannya. Dia merasa bersalah pada saya, diapun mengirimkan sms yang bertuliskan…

“…dan orang-orang yang menahan marahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran : 134).

Tersenyum hati ini saat membacanya, marah saya tiba-tiba mereda. Namun karena ingin mengerjainya, saya kemudian membalasnya:

“Allah memberikan waktu 3 hari bagi hambanya untuk memaafkhan kesalahan, karena itu saya ingin memakai bonus waktu 3 hari untuk tidak menegurmu. afwan.” Sms itu kukirim begitu saja.Namun hari belum senja, saya sudah merindukannya. Gimana gak rindu kalau hampir setiap hari kami selalu melewati waktu bersama. Ingin menelpon tapi takut ketahuan bohongnya. Akhirnya saya menahan rindu padanya selama 3 hari. Tepat ketika hari ketiga itu berakhir, saya langsung ke rumahnya dan kami berpelukan. Ah memaafkhan itu ternyata indah dan nikmat.

Lagipula buat apa menyimpan sesuatu yang menyakitkan berlama-lama di dalam hati. Itu merugikan diri sendiri dan merusak hati bisa-bisa jadi makan hati. Sayapun kemudian teringat nasehat nenek saya, nasehat yang diucapkannya ketika ia menangis karena disakiti oleh orang lain.

“Siapkanlah dalam hatimu sebuah keranjang yang di bagian bawahnya bocor, dan gunakan keranjang itu untuk menampung setiap perbuatan orang lain yang menyakitkan hatimu. Ketika kamu berjalan sampah-sampah itu akan berjatuhan sedikit demi sedikit. Sehingga tanpa kamu sadari kamu tidak akan merasakan sakit hati pada orang yang bersalah padamu”. Ah nenekku itu bisa aja…

Oleh karena itu teman, marilah kita bersama-sama memperbaiki kualitas keimanan kita kepada Allah SWT agar kita bisa menjadi orang yang tidak mudah untuk marah…tapi mudah untuk memaafkhan.